Nyawa Wanita Beracun Tak Terselamatkan, Perawat Tiba-tiba Lumpuh Saat Hendak Menolong

Seorang wanita mendapat julukan si wanita beracun lantaran kondisi aneh tubuhnya. Gloria Ramirez memiliki kelainan pada tubuh yang tak pernah terjadi

tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi - Jenazah. Nyawa Wanita Beracun Tak Terselamatkan, Perawat Tiba-tiba Lumpuh Saat Hendak Menolong. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang wanita mendapat julukan si wanita beracun lantaran kondisi aneh tubuhnya.

Wanita berjuluk si wanita beracun tersebut bernama Gloria Ramirez.

Gloria Ramirez memiliki kelainan pada tubuh yang tak pernah terjadi sebelumnya.

Hal itu membuat wanita kelahiran 11 Januari 1963 itu memperoleh julukan sebagai si wanita beracun.

Gloria Ramirez, tinggal di Riverside, Calif, Inggris bersama dengan suami dan dua anaknya, Brian Taylor.

Mereka hidup bahagia sebagaimana keluarga kecil lainnya.

Ramirez tiba-tiba mengalami keanehan.

Denyut jantungnya meningkat.

Sementara tekanan darahnya menurun drastis.

Ia mengalami kesulitan bernapas.

Hal itu bahkan membuatnya tak mampu berkomunikasi.

Ramirez dilarikan ke Rumah Sakit General Hospital di Riverside untuk menjalani penanganan gawat darurat.

Dalam pemeriksaan awal, Ramirez yang saat itu baru berusia 31 tahun diketahui sudah menderita kanker serviks stadium akhir.

Tim medis mengambil langkah prioritas untuk mengembalikan kesadarannya dengan menyuntikan obat.

Sayangnya, tak ada satupun yang berhasil mengembalikan fungsi-fungsi vital tubuhnya.

Gloria Ramirez Si Wanita Beracun
Gloria Ramirez Si Wanita Beracun (TRIBUNJOGJA.com)

 

Keanehan mulai terjadi ketika perawat membuka bajunya.

Perawat itu hendak memasang alat pacu jantung.

Gloria Ramirez - Kisah Si Wanita Beracun Yang Buat 23 Perawat Lumpuh tak Berdaya

Mereka menemukan kandungan minyak pada tubuh Ramirez.

Mereka juga mencium bau buah-buahan dan bau bawang dari mulutnya.

Keanehan semakin bertambah setelah perawat mengambil sample darahnya.

Darah Ramirez mengandung bau amoniak.

Dan, ada partikel berwarna di dalam darahnya.

Dokter dan tim medis yang mempelajari sample darah itu menyimpulkan bahwa ada yang tak beres dengan tubuh pasien tersebut.

Puncak keanehan terjadi ketika seorang perawat yang berada satu ruangan dengan Ramirez tiba-tiba menderita sakit kepala.

Menyusul, perawat lainnya mengalami sesak napas.

Perawat ketiga bahkan sampai pingsan.

Ketika tersadar, perawat itu tak mampu menggerakan lengan maupun kakinya.

Setelah Tikam Ayah Kandung hingga Tewas Saat Dibangunkan Salat Ashar, Mantan Perawat Teriak Histeris

Apa yang terjadi sebenarnya?

Tak ada seorang pun mengetahuinya.

Enam petugas medis yang mencoba menyelamatkan nyawa Ramirez gagal.

Hal itu karena mereka menderita keluhan kesehatan yang aneh.

Keluhan tersebut mulai dari pusing-pusing, sesak napas, hingga mengalami kelumpuhan sementara.

Total menurut laporan ada sekitar 23 perawat yang mengalami keluhan aneh.

Akibat tak memperoleh perawatan maksimal, Ramirez akhirnya meninggal dunia pada malam harinya.

Berdasarkan laporan sejumlah keanehan tubuh Ramirez, pihak rumah sakit memberikan perlakuan khusus terhadap jasad Ramirez.

Mereka mengirimkan tim khusus dengan pakaian pelindung untuk memeriksa ruangan tempat Ramirez dirawat atau tempat jenazah Ramirez.

Tim tersebut mencoba menganalisis tanda-tanda adanya gas beracun, zat kimia maupun kandungan zat-zat aneh lainnya.

Namun, tim ini tak menemukan apapun yang bisa menjawab alasan para perawat sampai pingsan.

Kecurigaan kemudian mengarah pada tubuh Ramirez.

 

Tim kemudian membawa jasad Ramirez dengan menggunakan kantung berbahan alumunium tertutup.

Tetapi, autopsi belum dilakukan hingga hampir sepekan setelah kematiannya.

Autopsi dilakukan di ruangan khusus oleh tim khusus dengan pakaian pelindung.

Dalam autopsi yang dilakukan pada 25 Maret 1994, tim medis menyimpulkan bahwa terdapat tanda-tanda zat berupa Tylenol, Lidocaine, codeine, dan tigan dalam tubuh Ramirez.

Tigan merupakan obat anti mual yang bisa membentuk amonia.

Inilah yang menjadi jawaban kenapa darah Ramirez berbau seperti amoniak.

Sementara, laporan dari ahli toksikologi menunjukan bahwa tubuh Ramirez mengandung dimethyl sulfone dalam darah dan jaringan tubuhnya.

Zat dimethyl sulfone ini memang terbentuk secara alami dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk memecah zat tertentu yang masuk ke tubuh.

Permasalahannya, Ramirez memiliki dimethyl sulfate tiga kali lebih banyak dari jumlah normal.

Ini kemungkinan karena penggunaan bahan obat untuk menyembuhkan kanker rahim yang dideritanya.

Dari 20 gejala yang dideskripsikan oleh staf medis malam itu, 19 di antaranya cocok dengan gejala orang yang terkena uap dimetil sulfat.

Adapun, tiga minggu kemudian, pada 12 April 1994, pejabat daerah mengumumkan bahwa Ramirez meninggal karena gagal jantung akibat gagal ginjal yang disebabkan kanker serviks stadium akhir.

Ramirez didiagnosis mengidap kanker enam minggu sebelum kematiannya.

Otoritas setempat butuh waktu hingga dua bulan untuk bisa menguburkan jasad Ramirez karena setelah meninggal pun masih memiliki kandungan racun.

Sosis Beracun Jadi Senjata Australia Habisi Jutaan Kucing

Orang-orang terlalu takut untuk mendekati jasadnya.

Pada akhirnya, julukan Gloria Ramirez Si Wanita Beracun ini menjadi catatan sedih terakhir seorang perempuan penderita kanker yang mencoba berbagai obat untuk menyembuhkan penyakitnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul  Kisah Si Wanita Beracun, Bahkan Jasadnya Harus Dibungkus Kantung Alumunium

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved