Miris, Tak Mampu Sewa Rumah, Guru Honor ini Terpaksa Tinggal di Toilet Sekolah

Gajinya Rp350 ribu yang dibayar per tiga bulan sekali, tak cukup untuk sewa kontrakan plus kebutuhan sehari-hari.

Penulis: Beni Yulianto | Editor: wakos reza gautama
kompas.com
Nining Suryani (44) menunjukkan isi rumahnya yang menempati bagian toilet sekolah di SDN Karyabuana 3, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (15/7/2019)(Acep Nazmudin) 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PANDEGLANG – Seorang guru honor harus tinggal d toilet sekolah.

Gajinya yang kecil, membuat guru honor ini harus tinggal di toilet sekolah.

Guru honor ini tak mampu menyewa rumah hingga harus tinggal di toilet sekolah.

Alokasi 20 persen anggaran pemerintah untuk sektor pendidikan belum mampu menyejahterakan tenaga pendidik.

Terbukti salah seorang guru honor harus tinggal di toilet sekolah.

Gajinya Rp350 ribu yang dibayar per tiga bulan sekali, tak cukup untuk sewa kontrakan plus kebutuhan sehari-hari.

Buntut Defisit Rp 1,7 Triliun, Pemprov Lampung Akan Kurangi Tenaga Honorer

Hadiri Mimbar Demokrasi BEM FKIP Unila, Guru Honorer Suarakan Tuntutan Kesejahteraan

Adalah Nining Suryani (44), guru honorer di SDN Karyabuana 3, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, terpaksa harus tinggal di toilet sekolah lantaran tidak punya rumah.  

Bersama suaminya, Ebi Suhaebi (46), dia memodifikasi ruangan toilet sekolah menjadi tempat tinggal sejak dua tahun lalu.

"Bekas WC jadi tempat masak, kalau tidur di samping WC, ada ruangan dibangun bantuan dari kepala sekolah," kata Nining kepada wartawan di SDN Karyabuana 3, Cigeulis, Senin (15/7/2019).

Guru Honorer Ini Ungkap Keprihatinan Nasib Profesinya di Hadapan Mahasiswa Unila

Nining bercerita, awal mula tinggal di toilet sekolah sejak rumahnya roboh karena lapuk.

Lantaran tidak ada pilihan lain, dia meminta izin ke pihak sekolah untuk menggunakan ruangan toilet untuk tinggal sementara.

Pihak sekolah tadinya sempat melarang, namun akhirnya mengizinkan lantaran tidak ada lagi tempat untuk Nining dan keluarga tinggal.

"Kepala sekolah bantu belikan kayu, saya dan suami yang bangun, Alhamdulillah bisa nyaman tinggal di sini," ujar dia.

Nining mengaku tidak bisa menyewa rumah dengan kondisi keuangan yang minim.

Gaji sebagai guru honorer sebesar Rp 350 ribu tidak cukup untuk menyewa rumah.

Bahkan, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari saja masih kurang. Sementara, suaminya hanya bekerja serabutan dengan penghasilan tidak menentu. 

"Gaji saya sebagai guru hanya Rp 350 ribu, cair tiga bulan sekali," kata ibu anak dua ini.

Nining berharap, gajinya sebagai guru bisa meningkat, apalagi dia sudah mengabdi sebagai guru selama 15 tahun.

Keinginan Nining hanya satu, dia hanya bisa punya tempat tinggal sendiri yang layak dan bisa ditinggali oleh keluarga kecilnya Sekretaris Camat Kecamatan Cigeulis, Encep Hadikusuma mengaku prihatin dengan keadaan Nining yang tinggal di sekolah.

Dia mengatakan, pihaknya sudah mengupayakan akan memindahkan Nining ke tempat yang layak.

 "Kami sudah sepakat dari pihak kecamatan dan guru-guru untuk membuatkan rumah, secepatnya akan dibangun," kata dia. (Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Guru Honorer di Pandeglang, Dua Tahun Tinggal di Toilet Sekolah karena Rumah Roboh"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved