Pengakuan PSK Online di Lampung: Kalau Sehari Sudah 5 Pelanggan Lainnya Aku Cancel, Capek
Pengakuan PSK Online di Lampung: Kalau Sehari Sudah 5 Pelanggan Lainnya Aku Cancel, Capek
Saat ditanya mengenai para pria hidung belang yang pernah memakai jasanya, Manja tidak pernah mengusik pekerjaan atau latar belakang mereka.
Dirinya lebih memilih untuk bersikap profesional dengan mengikuti gaya masing-masing pelanggannya.
Namun, ia menjelaskan, user terdiri dari seluruh kalangan. Mulai dari remaja, pelajar atau mahasiswa, hingga orang dewasa alias om-om.
Selama ini, Manja hanya mau bertransaksi di rumah kos yang ia siapkan, tapi, ada pengecualian khusus untuk pelanggan tetap.
"Enggak pernah tanya-tanya sih, yang penting saya ramah. Ada yang mau cerita dulu, ya kita dengar, ada yang mau langsung, ya kita ikutin.
Ada sih yang aneh, minta macam-macam lah.
Aku ikut sebisa mungkin, kalau masih normal ya, cuma kalau udah aneh betul, aku gak mau," imbuhnya.
Perempuan berkulit kuning langsat ini menambahkan, dirinya bekerja sendiri tanpa mucikari.
"Aku sendiri. Cuma kalau tahu online ini, memang dari teman. Ya emang betul sih, untungnya besar.
Tapi tetap aku ada target lah, siapa sih yang mau kerja gini terus," tuturnya.
Di Metro sendiri, bisnis esek-esek online bukan barang baru.
PSK Manfaatkan Aplikasi Online
Terungkapnya kasus mucikari yang menawarkan pekerja seks komersial (PSK) untuk dibooking via WhatsApp di Kota Metro, Lampung pada pertengahan Juni 2019 lalu, mengungkap fakta lain mengenai maraknya praktik prostitusi via online di kota kedua di Lampung tersebut.
Wartawan Tribun melakukan investigasi dan menelusuri keberadaan prostitusi online ini selama empat hari di Kota Metro, 15-18 Juli 2019.
Ternyata, jika pada umumnya praktik sejenis menggunakan aplikasi WhatsApp, Instagram, Twitter, atau Facebook, maka temuan Tribun menunjukkan, prostitusi online di Kota Metro populer menggunakan aplikasi MiChat.