Bunda Eva: Bahasa Mandarin Bisa Jadi Bahasa Pengantar, Tapi NKRI Harga Mati
Bunda Eva Beri Sambutan dalam Lomba Bahasa Mandarin: Bahasa Mandarin Bisa Jadi Bahasa Pengantar, Tapi NKRI Harga Mati.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Andi Asmadi
Bunda Eva Beri Sambutan dalam Lomba Bahasa Mandarin: Bahasa Mandarin Bisa Jadi Bahasa Pengantar, Tapi NKRI Harga Mati
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Badan Koordinator Pendidikan Bahasa Mandarin Lampung menggelar lomba pidato Bahasa Mandarin se-Provinsi Lampung di Golden Bistro, Kota Bandar Lampung, Sabtu (27/7) pagi hingga petang.
Lomba ini diikuti 178 peserta terdiri dari tiga kategori yakni usia SD (anak-anak), SMP (remaja), dan dewasa yang diperuntukkan bagi siswa siswi SMA, umum, maupun mahasiswa.
Ketua Badan Koordinator Pendidikan Bahasa Mandarin Lampung, yang juga Ketua Pelaksana, Steven Cheng, mengungkapkan, gelaran ini diikuti oleh peserta dari sekolah di 12 kabupaten/kota di Lampung.
"Inti dan tujuan lomba ini bukan hanya sekedar menjadi pemenang, tetapi lebih bagaimana kalian melewati prosesnya," kata Steven usai acara penutupan kepada media Sabtu petang.
Steven berharap, perkembangan Bahasa Mandarin di Lampung semakin baik dan salah satunya didorong melalui acara semacam itu.

Anak-anak tidak mendapatkan pengalaman belajar Bahasa Mandarin di kelas saja. Tetapi bisa langsung asah mental dan kemampuan di atas panggung. Terbiasa berbicara mandarin di depan umum.
Menurut Steven, Bahasa Mandarin merupakan bahasa pengantar setelah Bahasa Inggris yang juga penting untuk dipelajari dan juga dipahami.
"Setiap dua kali setahun kami juga menggelar tour ke Tiongkok untuk memperkenalkan Bahasa mandarin secara langsung kepada masyarakat Lampung," imbuh Steven.
Ketua TP PKK Bandar Lampung Eva Dwiana Herman HN mengapresiasi acara pidato bahasa Mandarin ini.
"Bahasa Mandarin bisa seperti Bahasa Inggris yang bisa menjadi bahasa pengantar, namun tetap NKRI harga mati. Bahasa Indonesia tetap selalu yang utama dipelajari," kata Eva dalam sambutannya.
Menurutnya, semua peserta adalah pemenang, semuanya adalah juara. Kalah menang menurutnya sudah biasa yang terpenting adalah proses belajarnya.
Bunda Eva, sapaan akrabnya, memberikan kuis pertanyaan kepada masyarakat maupun peserta yang hadir di Golden Bistro dengan terkait HUT Bandar Lampung dan juga flyover di Bandar Lampung. Tiga peserta beruntung mendapatkan masing-masing satu unit sepeda.
Salah satu dewan juri perwakilan PSMTI Lampung, Gunawan Qiu, mengatakan, lomba pidato ini menjadi salah satu ajang evaluasi bagi pelajaran Bahasa Mandari baik itu berupa mata pelajaran atau ekstrakurikuler di sekolah.
"Bahasa Mandarin sudah merupakan bahasa internasional selain Bahasa Inggris. Semoga bermanfaat untuk pendidikan di Lampung," kata Bunda Eva.
