3 Polisi Terbakar Setelah Mahasiswa Lempar Kantong Bensin
3 Polisi Terbakar Setelah Mahasiswa Lempar Kantong Bensin Saat Amankan Demo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tiga polisi terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah tubuhnya terbakar saat berusaha memadamkan api yang disulut mahasiswa pengunjuk rasa di depan gerbang Pendopo Cianjur, Jawa Barat, Kamis (15/8).
Api menyambar tubuh mereka setelah seorang pendemo tiba-tiba melempar kantong plastik berisi bensin ke tengah api yang masih menyala.
Demo yang semula tertib pun berubah menjadi kacau. Ketiga polisi yang terbakar menjerit-jerit sambil berguling-guling di tanah.
Beruntung api yang membakar tubuh ketiga polisi bisa segera dipadamkan. Ketiganya langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Cianjur.
Dua di antaranya masih dirawat di sana, sementara seorang lainnya sudah dirujuk ke RS Polri di Kramat Jati, Jakarta.
• Kasus Cewek dalam Karung, Polisi Ungkap Peran 5 Pelaku, Ada yang Menyetubuhi
• Nasib 15 Mahasiswa Pendemo di Cianjur setelah 3 Polisi Terbakar saat Kawal Unjuk Rasa
• Cegat Rombongan Polisi Bawa Tersangka, Sekeluarga di Lampung Tengah Digerebek Polda Lampung
Ketiga polisi yang mengalami luka bakar adalah Aiptu Erwin Yudha (anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Bojongherang Polsek Kota), dan Bripda Yudi Muslim serta Bripda FA Simbolon (keduanya anggota Sat Sabhara Polres Cianjur).
Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan, Aipda Erwin dirujuk ke RS Kramatdjati karena menderita luka bakar hingga 80 persen.
"Untuk dua anggota lainnya, saya akan konsultasi dulu dengan dokter yang merawatnya. Jika memang diperlukan, keduanya akan dirujuk ke RS Sartika Asih di Bandung," ujar Irjen Pol Rudy Sufahriadi usai menjenguk korban di RSUD Cianjur.
Rudy mengatakan, pembakaran ban bekas atau benda apa pun tidak diperkenankan dalam unjuk rasa.
"Itu sebabnya, polisi langsung berupaya melakukan pemadaman supaya suasana tetap kondusif," kata Kapolda.
Ia menduga para pengunjuk rasa mengambil ban itu dari jalan. "Tapi, kami sedang dalami lagi.
Demo seharusnya tak ada bakar ban, semua yang terlibat akan dihukum, apakah ada pelaku utama atau tidak, Polres telah amankan 15 orang," ujarnya.
Direktur Utama RSUD Cianjur, Ratu Tri Yuliawati, memastikan dua polisi yang mengalami luka bakar tetap ditangani di RSUD Cianjur.
"Keduanya menderita luka bakar sekitar 40 persen," ujarnya.
Tuntut Pemerintah
Unjuk rasa di depan gerbang Pendopo Cianjur dilakukan puluhan mahasiswa yang mengaku tergabung dalam Organisasi Kepemudaan (OKP) Cipayung Plus.
Unjuk rasa ini dipimpin koordinator lapangan, Muhamad Fadil. Jumlah mereka sekitar 50 orang dan sebagian mengenakan atribut peci hitam dan ikat kepala warna hijau putih seperti atribut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Dalam unjuk rasa disertai pembakaran ban itu, mereka menyerukan aksi serentak menyikapi pemerintahan di Cianjur, yang menurut mereka gagal.
Sebelum datang ke Pemkab Cianjur, mahasiswa berunjuk rasa di Gedung DPRD Kabupaten Cianjur di Jalan KH Abdullah bin Nuh pada pukul 10.00.
Sekitar 1,5 jam di sana, mereka menuju melanjutkan aksi dengan longmarsch ke kantor pemkab pada pukul 12.00.
Selain berorasi, mereka juga sempat memblokir Jalan Siliwangi. Di sela unjuk rasa, mereka membakar ban sejak pukul 13.00.
Mamur Abdulah (56), warga Jalan Siliwangi, mengatakan insiden terbakarnya ketiga petugas itu terjadi beberapa saat setelah pengunjuk rasa membakar ban.
Melihat api berkobar, tiga polisi mencoba melakukan pemadaman.
"Tapi, tiba-tiba ada seseorang yang melemparkan kantong berisi bensin sehingga api mendadak membesar dan membakar ketiga polisi itu," ujarnya, di dekat lokasi unjuk rasa.
Kesaksian serupa dikatakan Brigadir Dua, Aryo, anggota patroli Satuan Lalu Lintas Polres Cianjur yang saat unjuk rasa terjadi berada di lokasi.
"Ada yang menyiramkan bensin ke arah api yang sedang dipadamkan anggota sehingga api menyambar," ujarnya.
Silakan proses!
Ketua Umum PB HMI R Saddam Al Jihad mengatakan tak bertanggung jawab dengan aksi pembakaran di gerbang Pemkab Cianjur ini.
"HMI tidak terlibat dalam pelemparan bensin itu, dalam posisi itu adalah oknum.
Silakan diproses secara hukum untuk oknum tersebut," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Tribun semalam.
Ia juga mengatakan, ia bersama ketua-ketua Cipayung segera bertemu untuk menindaklanjuti kondisi tersebut agar suasana segera dapat didinginkan dan ada jalan tengah.
"Besok, saya akan datang, kemungkinan bersama ketum-ketum Cipayung akan ke Cianjur. Menjenguk para korban, baik mahasiswa ataupun kepolisian," katanya.
Ia mengatakan pengawalan terhadap kader HMI akan dilakukan oleh bidang PTKP PB HMI dan Badko HMI Jawa Barat.
"Diharapkan cabang-cabang dan badko tidak terpancing situasi. Lebih diutamakan untuk mencari jalan tengah dalam penyelesaian persoalan tersebut," ujarnya.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan unjuk rasa mahasiswa ini adalah unjuk rasa yangt brutal.
"Saya atas nama pribadi dan Pemkab Cianjur mengucapkan turut berduka atas kejadian tersebut. Semoga kondisi para korban ini cepat membaik," kata Herman di RSUD sayang.
Herman mengatakan, ia tak bisa memenuhi tuntutan pendemo yang ingin bertemu langsung dengannya karena jadwal kegiatannya yang sangat padat.
"Kegiatan pada hari Kamis sangat padat. Kami harus melayani masyarakat secara langsung ke lapangan," katanya. (tribun network/tribun jabar/fer/coz)