Tribun Pringsewu
Besok Dilantik, Anggota Terpilih DPRD Pringsewu Dilaporkan Kasus Dugaan Pencabulan
Menjelang dilantik, seorang anggota terpilih DPRD Pringsewu berinisial IN dilaporkan ke polisi terkait kasus dugaan pencabulan.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Daniel Tri Hardanto
Besok Dilantik, Anggota Terpilih DPRD Pringsewu Dilaporkan Kasus Dugaan Pencabulan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Pelantikan anggota DPRD Pringsewu digelar pada Senin (19/8/2019) besok.
Menjelang dilantik, seorang anggota terpilih DPRD Pringsewu berinisial IN dilaporkan ke polisi terkait kasus dugaan pencabulan.
IN adalah anggota legislatif terpilih dari Daerah Pemilihan (Dapil) II (Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Adiluwih).
IN dilaporkan oleh IK (31), caleg dari partai yang sama di Dapil I (Kecamatan Pringsewu).
Namun, IK gagal duduk di kursi legislatif sehingga tidak ikut dilantik.
IK yang didampingi kuasa hukumnya, Yalva Sabri, mengungkapkan, laporan disampaikan ke Polres Tanggamus, Jumat (16/8/2019) siang.
Laporan tersebut bernomor LP/B-909/VIII/2019/LPG/RES TGMS, 16 Agustus 2019.
Yalva menjelaskan, dalam laporannya IK mengaku telah dicabuli oleh IN.
Peristiwa itu terjadi pada Maret 2019 lalu.
• Cabuli Siswi SMK di Kantor, Camat Ini Masih Bebas Berkeliaran
• Anggota DPRD Pringsewu Terpilih Dilantik 19 Agustus 2019
Awalnya, kata Yalva, IN mendatangi kediaman IK.
IN bermaksud mengajak ibu muda tersebut menghadiri acara partai di Wonosobo, Tanggamus.
Setelah pamit kepada ibu dan adiknya, IK kemudian berangkat menggunakan mobil IN menuju Wonosobo.
Di tengah perjalanan, tepatnya di Talang Padang, mereka sempat makan siang.
Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Wonosobo.
"Sesampainya di Kota Agung, yang bersangkutan menghentikan mobilnya di salah satu hotel," ungkap Yalva, Jumat (16/8/2019) malam.
Di hotel itulah diduga pencabulan terjadi.
IN memaksa IK turun dari mobil dan masuk ke dalam kamar.
Menurut Yalva, IN berniat mengajak IK untuk berhubungan badan.
Namun, IK menolak permintaan tersebut.
Atas dasar peristiwa itulah, IK melapor ke polisi.
Saat dikonfirmasi, Gindha Ansori Wayka, kuasa hukum IN, mengaku pihaknya menghormati proses hukum yang berlaku.
Menurut dia, secara hukum pelapor boleh saja melaporkan seseorang, termasuk kliennya, dengan berbagai tuduhan.
Tetapi, terus Gindha, hukum yang akan membuktikan benar tidaknya tuduhan itu.
• Siswa SD Cabuli Kakak Sepupunya, Dipergoki Kakak Korban yang Tiba-tiba Buka Pintu Kamar
Dalam konteks hukumnya, tegas Gindha, pelapor harus bisa membuktikan dugaan cabul tersebut.
"Klien kami tidak merasa melakukan perbuatan sebagaimana yang dituduhkan dan kejadiannya aneh. Karena menurut pelapor, (dugaan pencabulan) sudah terjadi beberapa bulan lalu tetapi baru dilaporkan sekarang," ungkap Gindha.
Menurut Gindha, laporan tersebut diduga hanya upaya untuk merusak citra IN dan nama baik partainya.
"Jangan sampai nanti kondisinya berbalik dan menyusahkan pelapor dan keluarganya karena laporannya tidak terbukti," kata Gindha. (Tribunlampung.co.id/Robertus Didik Budiawan)