Nenek Kakak Beradik Jual Sapu Lidi di Way Kanan demi Sesuap Nasi, Kasat Sabhara: Mereka Jarang Makan
Dua orang nenek kakak beradik hanya hidup berdua di sebuah rumah papan sederhana.
"Saat ini, Ngatiyem juga sudah sulit berjalan, hanya bisa duduk di rumah,” terang I Dewa Gede Anom mewakili Kapolres Way Kanan, AKBP Andy Siswantoro.

Ia menambahkan, Sutiyem mencari bahan baku membuat sapu lidi.
Sementara, adiknya yang membuat sapu lidi.
• Nenek 70 Tahun Dipergoki Selingkuh, Nasib Tragis Menimpa Pria Selingkuhan Seusai Berhubungan Intim
Namun, hal itu tidak setiap hari dilakukan.
Gede menyatakan, pihaknya melakukan aksi sosial sebagai bentuk kepedulian kepada sesama khususnya kaum duafa.
Nenek Ngatiyem dan Sutiyem menerima bantuan sembako berupa beras, telur, mi instan, air mineral, sabun cuci, kopi, gula, dan minyak makan.
Ia merasa terharu dengan kehidupan yang dijalani kedua warga tersebut di usianya yang sudah tua.
“Saya sangat sedih melihat kondisinya, yang sekarang ini.”
“Saya sebelumnya dapat laporan dari masyarakat dengan kondisi kedua nenek itu."
"Setelah patroli, saya langsung mengunjungi nenek di kediamannya dan memberikan sedikit bantuan, meskipun itu tidak seberapa,” jelas I Dewa Gede Anom.
Nenek Giyem
Sebelumnya diberitakan, nenek Ginem (70) hidup sebatang kara di Lampung Utara.
Aparatur Pemerintah Desa Simpang Abung, Kecamatan Abung Barat, Kabupaten Lampung Utara berencana memperbaiki rumah nenek Ginem (70).
Warga lanjut usia tersebut hidup sebatang kara di rumah geribik.
Kondisi fisiknya telah kurang pendengaran dan penglihatan.