Nenek Kakak Beradik Jual Sapu Lidi di Way Kanan demi Sesuap Nasi, Kasat Sabhara: Mereka Jarang Makan
Dua orang nenek kakak beradik hanya hidup berdua di sebuah rumah papan sederhana.
"Sudah dalam perencanaan kita untuk melakukan perbaikan rumahnya, dan pihak pemerintah kabupaten juga sudah melihat kondisi kesehatan nenek Ginem ini," kata Tarmizi, Kepala Desa Simpang Abung, Selasa (9/7/2019).
Ia menambahkan, aparatur desa sudah berkunjung ke kediaman nenek Ginem.
Warga setempat dan aparatur sukarela memberikan bantuan.
"Selama ini kita yang merawatnya, semenjak suaminya meninggal. Bahkan warga secara suka rela menolongnya untuk membereskan rumah dan membersihkan kotoran nenek Ginem ini," ujar Tarmizi.
Ginem kepada awak media menerangkan, ia merantau bersama almarhum suaminya Sudarto (72) ke Kabupaten Lampung Utara 30 tahun lalu.
“Kami berdua awalnya dari Jawa Tengah. Ke Lampung Utara ingin ikut tetangga, tetapi sampai di sini mereka sudah tidak di Lampung Utara,” jelasnya.
Semasa hidup, suami Ginem kerja serabutan.
Penghasilannya tidak menentu, seminggu kadang Rp 150 ribu, kadang tidak ada pemasukan sama sekali.
“Kami tidak punya anak. Rumah ini hasil karya dari suami. Tanahnya milik keluarga Mariam tetangga kami. “Saya disini cuma nebeng di tanah milik keluarga Mariam,” ujarnya.
• Kisah Viral Cik Onah, Nenek Pikun di Bandar Lampung yang Ditelantarkan Keluarganya, Ternyata. . .
Ginem menyampaikan, suaminya meninggal Juni 2019 lalu.
Ia hanya pasrah menunggu belas kasih dari tetangganya, demi bertahan hidup.
Kepala Dinas Kesehatan Lampung Utara dr Maya Metissa mengatakan, petugas Puskesmas Abung Barat telah memeriksa kesehatan nenek Ginem.
Bila kondisinya tidak sehat akan diberikan pelayanan kesehatan. (tribunlampung.co.id/anung bayuardi)