Wakapolda Lampung Ngumpul Bersama Komunitas Kopi Specialty: 'Jauhi Narkoba, Ayo Kita Ngopi'
Wakapolda Lampung Ngumpul Bersama Komunitas Kopi Specialty: "Jauhi Narkoba, Ayo Kita Ngopi..."
Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi
Kopi robusta misalnya, akan terasa agak pahit, sedangkan kopi arabika lebih asam.
Komunitas yang hadir di ruang kerja Wakapolda merupakan pecinta kopi specialty.

Ini merupakan jenis kopi yang kelasnya di atas premium, yang pengolahannya juga secara spesial dengan hanya menggunakan biji kopi yang dipetik merah.
Pengolahan pasca panen pun dilakukan secara khusus, sehingga memiliki aroma dan cita rasa yang spesial pula.
Kompol Dennie Andreas, yang baru dalam beberapa bulan terakhir bergabung dalam komunitas kopi, menyeduh dengan menggunakan V60 Drip. Kopi yang diracik adalah Kopi Puntang Natural.
Kopi yang masih berbentuk biji namun sudah di-roasting itu pertama kali dihaluskan menggunakan grinder. Kali ini, bukan Grinder Latina elektrik, tetapi Grinder Latina manual.
Kopi yang sudah dalam bentuk bubuk namun tidak terlalu halus, yang sudah ditimbang beratnya menggunakan timbangan digital, kemudian dituang ke dalam V60 Drip, yang sebelumnya sudah dicuci saringan kertasnya.
Air yang digunakan sudah dipanaskan dan diukur suhunya. "Pada umumnya ada yang menggunakan air panas 80 derajat, ada yang 85 derajat," jelas Evam.
Kompol Dennie menuangkan air panas tadi ke dalam V60 Drip yang sudah diisi bubuk kopi.
Tidak sekaligus, tetapi dengan beberapa kali siraman tiap berat tertentu, dan dengan jeda tertentu pula.
Hasilnya adalah cairan kopi yang agak kecokelatan, yang ketika diminum memberikan cita rasa yang benar-benar berbeda dengan kopi tubruk atau kopi sachet.
Karena Wakapolda Sudarsono dan Karo SDM Kombes Pol Novian Pranata sedang berpuasa, maka yang mencicipi kopi spesial itu antara lain Karo Ops Kombes Pol Yosi Hariyoso dan Kabag Binkar AKBP Agusman Gurning dan beberapa anggota polisi yang hadir.
"Ini benar-benar berbeda rasanya. Ada rasa asam, ada rasa buah," kata Kombes Pol Agusman Gurning.
Kemudian, giliran Evam yang meracik kopi dengan menggunakan alat Espresso manual. Kopi yang dihasilkan dicampur dengan susu.
Kombes Yosi yang mencicipi pertama langsung berkomentar, "Wah, ini luar biasa." Dua gelas kopi susu espresso pun tandas.