Buku Diary Jadi Bukti Remaja Bunuh Teman Sekelasnya Gara-gara Cemburu, Isinya Mengerikan
Buku Diary Jadi Bukti Remaja Bunuh Teman Sekelasnya Gara-gara Cemburu, Isinya Mengerikan
Penulis: Beni Yulianto | Editor: Heribertus Sulis
Buku Diary Jadi Bukti Remaja Bunuh Teman Sekelasnya Gara-gara Cemburu, Isinya Mengerikan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tulisan dalam buku diary kadang merupakan curahan hati pemiliknya. Bagaimana seorang pembunuh mencurahkan perasaannya setelah membantai temannya sendiri.
Semua dicurahkan dalam diary.
Diary dari seorang remaja yang memenggal teman sekelasnya sendiri diungkap sebagai bukti dengan isinya yang mengerikan.
Melansir LadBible, Minggu (1/9/2019), catatan tersebut berisikan bagaimana remaja itu tersenyum ketika memikirkan pembunuhan.
Mathew Borges (18) dari Massachusetts dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena memenggal teman sekelasnya.
Borges dinyatakan bersalah atas pembunuhan tingkat pertama atas pembunuhan yang ia lakukan pada 2016 terhadap Lee Manuel Viloria-Paulino yang berusia 16 tahun.
Borges, yang berusia 15 tahun pada saat pembunuhan itu, cemburu ketika mantan pacarnya Leilany Dejesus berbicara dengan anak laki-laki lain termasuk Viloria-Paulino.
Itu membuat Borges sangat marah, sehingga ia harus dikawal keluar dari kantin sekolah oleh seorang guru.
Keluarga Viloria-Paulino mulai khawatir pada 18 November 2016 ketika dia menghilang.
Ternyata dia bertemu dengan Mathew malam itu, dan tampak seperti keduanya berbaikan.
Mayat Viloria-Paulino ditemukan dua minggu kemudian tanpa kepala dan tanpa tangan.
Selain dipenggal kepalanya, dia telah ditikam 76 kali.
Sementara pembela mengatakan tidak ada bukti fisik yang menghubungkan Borges dengan kejahatan itu, tanpa senjata pembunuhan, tidak ada DNA, tidak ada darah dan tidak ada sidik jari untuk membuktikan bahwa Borges berada di balik pembunuhan itu.
Namun, penuntut berpendapat masih ada 'gunung bukti' di tempat lain.