Debat Panas Gubernur Edy Rahmayadi dengan Demonstran, Berani Potong Omongan Sang Jenderal
Debat Panas Gubernur Edy Rahmayadi dengan Demonstran, Berani Potong Pembicaraan Sang Jenderal.
Mereka menduga Arsyad Lubis melakukan praktik-praktik korupsi terhadap dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) paa tahun 2018.
Hal tersebut, diteruskan para pengunjukrasa setelah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit dan menemukan kejanggalan tehadap dana BOS.
Edy Rahmayadi mengatakan, tidak bisa langsung memecat Arsyad Lubis karena ada aturan yang harus dilakukan untuk bisa memberhentikan ASN dari jabatannya.
"Kenapa kau suruh pecat Arsyad? Kalau benar adanya penetapan BPK dia langsung diproses hukum," kata Edy.
Ia mengatakan, apabila langsung melakukan pemecatan tanpa didasari dengan aturan yang resmi, artinya melawan hukum.
"Saya ganti dia (Arsyad) bukan waktu dia pensiunan akan menjadi persoalan," sambungnya.
Dalam pernyataan sikap yang dilayangkan oleh para pengunjukrasa, Arsyad Lubis telah melakukan tindakan-tindakan korupsi dengan cara yang tidak wajar.
Di antaranya menempatkan uang dana BOS pada rekening yang berbeda.
Dengan menyimpan uang pada tiga rekening bank yang berbeda, tidak menutup kemungkinan Arsyad Lubis meraup pundi-pundi korupsi dengan cara mendepositokan.
"Uang itu sengaja disimpan oleh Arsyad Lubis di tiga rekening yang berbeda untuk mendapatakan deposit selama setahun," kata koordinator aksi, Eka Armada.
Eka juga mengatakan, bahwa uang itu sengaja tidak disalurkan selama setahun untuk bisa mendapatkan bunga dari bank.
Tonton perdebatan secara lengkap di video di bawah ini
BUKAN KALENG-KALENG
Edy Rahmayadi mengaku bukan kaleng-kaleng dalam memimpin pemerintahan.
Ia juga tidak mau disamakan dengan kepala daerah sebelumnya.