Petani Lampung Buang Tomat Berton-ton ke Dalam Jurang, Terlilit Utang hingga Rp 70 Juta
Sebuah video memperlihatkan petani buang tomat berton-ton ke dalam jurang di Lampung Barat.
Menurut Siti, tidak sedikit petani tomat yang terlilit utang.
Mereka terpaksa meminjam modal dengan nominal minimal Rp 15 juta.
"Karena modal untuk satu gulung atau tiga rantai (1 rantai setara 400 meter persegi) hanya menghasilkan 100 peti."
"Saya modalnya tiga gulung atau sembilan rantai, hasilnya sampai 500 peti atau 25 ton dengan modal Rp 35 juta," ungkap Siti.
Siti menjelaskan, harga tomat tertinggi pernah mencapai Rp 5.000 sampai Rp 6.000 per kg.
Tapi, itu sekitar tiga bulan lalu.
Selama dua bulan terakhir, kata dia, harga tomat terus mengalami penurunan hingga hanya Rp 500 per kg.
"Kami petani tomat berharap, walaupun murah tapi jangan terlalu."
"Jadi walaupun rugi, tidak terlalu banyak. Paling tidak modal kita balik.
• Tak Puas Layanan PL di Tempat Karaoke, 4 Oknum Polisi Dit Narkoba Ngamuk Sampai Borgol Karyawan
• 181 Warga Indonesia Terjaring Razia Petugas Arab Saudi Saat Ibadah Haji, Dubes RI Ungkap Penyebabnya
"Ya paling murah minimal Rp 1.500," tuturnya.
"Kalo agen tidak akan susah. Karena mereka dapat menyesuaikan harga."
"Jadi naik atau turun, mereka nggak masalah. Tapi kalo petani pasti susah," pungkasnya.
Akibat harga yang terjun bebas tersebut, para petani melakukan aksi buang tomat berton-ton ke dalam jurang di Lampung Barat. (tribunlampung.co.id/ade irawan)