Video Tribun Lampung
Hendak Melahirkan, Ibu Hamil Ditandu Sejauh 7 kilometer Untuk Sampai ke Puskesmas
Beberapa hari belakangan ini, viral di media sosial video ibu hamil ditandu untuk melahirkan di puskesmas.
Penulis: Wahyu Iskandar | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Beberapa hari belakangan ini, viral di media sosial video ibu hamil ditandu untuk melahirkan di puskesmas.
Video viral ibu hamil ditandu untuk melahirkan ini salah satunya diunggah oleh akun Instagram @info.banten pada Kamis (5/9/2019) lalu.
Bersama dengan video viral tersebut, akun @info.banten menuliskan jika kejadian ibu hamil ditandu untuk melahirkan ke puskesmas ini terjadi di Kecamatan Panggarangan, kabupaten Lebak, Banten.
"Akses jalan rusak, seorang Ibu hamil warga asal Kampung Naga Hurip, Desa Mekarjaya, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak Banten harus rela ditandu menggunakan bambu dan kursi saat menuju Puskesmas Panggarangan," tulis akun @info.banten.
Setelah ditelusuri, ternyara kejadian ibu hamil ditandu itu benar adanya.
Mengutip Kompas.com, ibu hamil itu bernama Kenti.
Diketahui, Kenti memang sempat ditandu menuju puskesmas untuk melahirkan pada Minggu (1/9/2019) lalu.
Kenti ditandu lantaran akses jalan menuju puskesmas yang masih buruk.
"Jarak ke puskesmas sekitar 17 km, tapi dari kampung kami di Nagahurip tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, akhirnya ditandu," ungkap keponakan Kenti, Dani Agustian.
Dani mengatakan, bibinya ditandu sejauh 7 km hingga ke Kampung Gintung oleh warga secara bergantian.
Namun perjalanan belum selesai sampai disitu, Kenti masih harus menempuh jarak 10 km sebelum bisa mencapai puskesmas yang berada di Pusat Kecamatan Panggaran.
Mulai dari Kampung Gintung, Kenti dibawa menggunakan mobil pikap milik warga setempat.
Namun karena kondisi jalan yang rusak, mobil yang membawa Kenti tak mampu berjalan secara mulus.
Nahasnya, jalanan yang rusak itu justru membuat Kenti harus kehilangan bayi yang ada di dalam kandungannya.
"Meninggal diperkirakan di perjalanan, kan naik mobil losbak (pikap), jalannya kurang bagus, di jalan kegojlok-gojlok," lanjut Dani.