Tribun Bandar Lampung

Idap Penyakit Langka, Bayi 7 Bulan Ini Menangis Sepanjang Hari karena Sakit di Perutnya

Buah hatinya, Eksa Sastia (7 bulan), divonis mengidap penyakit langka atresia bilier atau gangguan saluran empedu.

Penulis: Daniel Tri Hardanto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dok KPGL
Eksa Sastia (7 bulan) divonis mengidap penyakit langka atresia bilier atau gangguan saluran empedu. 

Idap Penyakit Langka, Bayi 7 Bulan Ini Menangis Sepanjang Hari karena Sakit di Perutnya

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pasangan suami istri Jaka Sanjaya dan Eka Astuti hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada Allah SWT.

Buah hatinya, Eksa Sastia (7 bulan), divonis mengidap penyakit langka atresia bilier atau gangguan saluran empedu.

Eka menuturkan, Eksa lahir di RSUD A Dadi Tjokrodipo, Bandar Lampung, pada 30 Januari 2019.

Saat itu Eksa lahir normal dengan bobot 2,8 kg.

Namun, di usianya yang hampir menginjak delapan bulan, saat ini berat badan Eksa hanya 6 kg.

Eka mengatakan, anaknya selalu menangis kesakitan.

Warga Jalan Pangeran Antasari Gang Haji Toyib RT 03 Lingkungan 1 Kelurahan Kedamaian, Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung itu tidak bisa berbuat banyak selain ikut merasakan kesakitan yang dialami anak ketiganya itu.

"Tiap hari Eksa nangis karena merasakan sakit di perutnya. Saya sampe bingung harus gimana lagi," ucap Eka kepada Tribunlampung.co.id via telepon, Kamis (19/9/2019).

Kondisi itu membuat Eka dan suaminya jarang beristirahat.

Kisah Balita Pringsewu Idap Atresia Esofagus, Hanya Bisa Minum Lewat Selang di Perutnya (1)

Buah Hatinya Idap Atresia Esofagus, Juara Dunia Angkat Besi Ini Rela Jual Rumah untuk Operasi (2)

Sebab, keduanya harus secara bergantian menggendong Eksa.

"Kalo gak digendong pasti nangis dan gak mau tidur. Duduk aja nangis. Mungkin karena sakit di perutnya," beber Eka sambil terisak.

Eka menjelaskan, semakin hari, perut Eksa semakin mengeras dan membesar.

Di sisi lain, kepalanya makin menyusut.

Eka menuturkan, sebelum didiagnosis atresia bilier, Eksa sempat mengidap cacar.

Ia pun membawa Eksa ke Pusksemas Satelit.

Namun, kondisinya tak kunjung membaik.

"Selanjutnya Eksa dibawa ke RSUD Tjokrodipo. Setelah menjalani observasi, ternyata dari hasil lab diduga Eksa ada penyakit penyerta lainnya, yaitu penyumbatan saluran empedu," beber Eka.

Eksa pun dirujuk ke RSU Abdul Moeloek.

Namun, tidak ada perubahan berarti pada kondisi Eksa.

Dari hasil pemeriksaan, Eksa diputuskan untuk dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Pasalnya, tidak ada rumah sakit di Lampung yang bisa menangani penyakit atresia bilier.

Sebagai orang awam, Eka merasa bingung dengan penanganan rumah sakit terhadap anaknya.

Menurut dia, pihak rumah sakit tidak pernah melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) maupun scanning.

"Aneh aja sih. Kok anak saya gak pernah di-USG ataupun scanning," tuturnya.

Eka pun berharap ada perhatian dari Wali Kota Bandar Lampung Herman HN terhadap kondisi anaknya.

Sebab, ia tidak tahu harus meminta bantuan ke mana demi kesembuhan sang buah hati.

"Harapan saya, Pak Wali bersedia bantu. Juga kepada orang-orang yang mau tergerak hatinya demi kesembuhan anak saya," kata Eka sambil sesenggukan.

Apalagi dia mendapat informasi penanganan pasien atresia bilier membutuhkan operasi yang biayanya bisa mencapai Rp 1 miliar.

Menurut Eka, biaya tersebut sangat jauh dari jangkauannya.

Apalagi sang suami hanyalah seorang office boy.

Sementara Eka sendiri tidak bisa lagi berjualan gorengan keliling karena harus mengurus Eksa.

"Suami saya cuma office boy di kafe. Gajinya gak seberapa. Saya sendiri udah gak dagang gorengan lagi sejak Eksa sakit," imbuhnya.

Jangankan biaya berobat, terus Eka, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja mereka kesulitan.

Anaknya Usia 5 Bulan Menderita Atresia Bilier, Juru Parkir Ini Bingung Cari Rp 1 Miliar Buat Operasi

Atresia bilier adalah penyakit yang menyerang saluran empedu.

Kasus ini tergolong langka karena hanya dialami satu bayi dari setiap 10.000 kelahiran.

Atresia billier bisa berakibat pada kerusakan hati.

Jika sudah mencapai stadium lanjut, hanya tindakannya hanya dengan transplantasi yang konon biaya operasinya bisa mencapai hingga Rp 1 miliar. (Tribunlampung.co.id/Daniel Tri Hardanto)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved