Tribun Lampung Utara
Satpol PP Lampung Utara Amankan 12 Anak Punk Mangkal di Lampu Merah
Anggota satuan polisi pamong praja kabupaten Lampung Utara mengamankan 12 anak punk yang biasa mangkal di lampu merah.
Penulis: anung bayuardi | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.Co.Id, KOTABUMI - Anggota satuan polisi pamong praja kabupaten Lampung Utara mengamankan 12 anak punk yang biasa mangkal di lampu merah, Kebun Empat, Kotabumi Selatan, Lampung Utara, Senin 23 September 2019.
Kasatpol PP Lampung Utara, Firmansyah mengatakan mereka diamankan di tempat berbeda, seperti persimpangan kebun empat, Tanjung Harapan, Kotabumi Selatan.
Mereka diamankan dalam rangka menjaga keamanan, ketertiban, yang terjadi di masyarakat umum. Sebagai penegak peraturan daerah, pihaknya mendapat banyak laporan dari pengemudi, warga dengan adanya anak-anak punk.
Tetapi, mereka sampai tidak berbuat onar ketika mengamen. “Atas dasar itulah, kami kumpulkan mereka di kantor Pol PP untuk dibina,” katanya.
Menurutnya, kegiatan ini bukanlah yang pertama dilakukan oleh Pol PP Lampung Utara. Pekan lalu, pihaknya juga sudah mengamankan anak Punk.
Mereka berasal dari Martapura, Sumatera Selatan. Namun, sepekan kemudian sudah ada kembali. Pihaknya tidak melarang ataupun menghalangi mereka untuk mencari makan.
• Kerusuhan di Wamena, Kantor Bupati Jayawijaya Ikut Dibakar Demonstran
• BREAKING NEWS - Laka Maut di Mesuji Renggut Nyawa Istri Pegawai Bank Mandiri, Ini Dugaan Penyebabnya
Setelah dilakukan pendataan, sebagai bagian dari pembinaan, pihaknya akan mengembalikan ke rumahnya masing-masing.
Dari ke 12 anak punk, sebagian besar berasal dari Kota Metro, kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Lampung Utara. “Nanti kita pulangkan ke daerah asalnya,” tukasnya.
Angga, salah satu anak punk mengatakan dirinya menjadi anak punk untuk mengamen. Tidak ada alasan lainnya, ketika tiba di kabupaten Lampung Utara. “Saya dari Martapura Sumsel. Ada juga kawan dari Liwa Lampung Barat,” jelasnya.
Setiap harinya, hasil dari mengamen tidaklah menentu. Yang terpenting baginya, hanya untuk cukup makan sehari-hari. “Saya baru dua bulan ngamen di sini. Saya ganti-gantian dengan kawan ngamen,” ujar Dia.
(Tribunlampung.co.id/Anung Bayuardi)