Jurnalis Asal Indonesia Tertembak Peluru Karet Saat Liput Demo di Hong Kong, Pupil Matanya Pecah

Seorang jurnalis asal Indonesia mengalami aksi kekerasan saat melakukan aksi unjuk rasa. Veby Mega Indah (39), dikabarkan mengalami luka

Penulis: Beni Yulianto | Editor: Ridwan Hardiansyah
grid.id
Ilustrasi. Jurnalis Asal Indonesia, Veby Mega Indah Tertembak Peluru Karet Saat Liput Demo di Hong Kong, Pupil Matanya Pecah. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang jurnalis asal Indonesia mengalami aksi kekerasan saat melakukan aksi unjuk rasa.

Insiden kekerasan terhadap jurnalis Indonesia tersebut terjadi di Hong Kong. 

Seorang jurnalis asal Indonesia, Veby Mega Indah (39), dikabarkan mengalami luka berupa pupil matanya pecah.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh pengacaranya, Michael Vidler, kepada South China Morning Post.

"Dia diberitahu dokter bahwa pupil matanya pecah karena benturan."

"Untuk berapa persen kerusakannya baru dapat dipastikan setelah operasi," katanya.

Dikabarkan sebelumnya, jurnalis asal Indonesia, Veby Mega Indah tertembak peluru karet.

Hal tersebut terjadi saat ia sedang meliput aksi demo di Hong Kong pada Minggu (29/9/2019).

Ditanya Maksud Cuitan di Twitter dan Siapa yang Suruh, Jurnalis Dandhy Laksono Jadi Tersangka

Padahal saat itu, Veby sudah menggunakan rompi berwarna terang.

Ia juga memakai helm yang jelas-jelas bertuliskan 'pers'.

 

Bahkan, dilansir Kompas.com, rekan Veby juga sempat meneriaki polisi agar tidak melepaskan tembakan.

Karena, mereka berprofesi sebagai jurnalis.

Namun nahas, polisi tidak menggubrisnya.

Alhasil, sebuah peluru karet menembus kaca helm Veby dari jarak 12 meter.

Hal itu melukai mata kanannya.

Veby pun tidak tinggal diam.

Melalui pengacaranya, dia akan memidanakan kasus kekerasan terhadap jurnalis tersebut.

"Kami sudah mengajukan pengaduan pidana untuk mengusut tuntas kasus ini."

TRIBUNWIKI Kisah Jurnalis yang Berkecimpung di Lubang Neraka, Hingga Korbankan Mata Kirinya

"Kami ingin identitas pelaku segera diungkap," kata Vidler.

Sementara itu, ketua asosiasi Jurnalis Hong Kong, Chris Yeung Kin-hing, turut mendesak kepolisian untuk menjelaskan hal yang terjadi.

Pasalnya, tindakan serupa pernah terjadi juga di masa lalu.

"Mereka perlu menjelaskan alasannya."

"Karena, ini bukan pertama kalinya terjadi."

"Sejumlah kasus penyerangan wartawan oleh polisi juga pernah terjadi di masa lalu,"

"Alih-alih memperbaiki kesalahan, tindakan ini justru kembali terulang," jelasnya seperti dikutip pada artikel Grid.ID sebelumnya.

Sebagai tambahan informasi, kejadian yang menimpa Veby terjadi pada Minggu sore.

Saat itu, dirinya meliput kericuhan demo.

Curi Perhatian Jurnalis Asing, Suara Azan Persatukan Pendemo dengan Polisi

Veby meliput untuk Suara Hong Kong News.

Suara Hong Kong News merupakan surat kabar lokal berbahasa Indonesia.

Saat itu, puluhan ribu orang turun ke jalanan.

Mereka memprotes RUU Ekstradisi yang hendak dilenggangkan pemerintah Hong Kong.

Aksi demo pun berujung ricuh.

Hal tersebut terjadi ketika demonstran dan polisi terlibat aksi saling serang.

Veby, yang saat itu berada di jembatan layang, menjadi salah satu korban tembakan peluru karet oleh polisi.

Jembatan tempat Veby berada menghubungkan Menara Imigrasi dan stasiun MRT Wan Chai.

Amien Rais buat Heboh Buku Jokowi People Power, Ditulis Jurnalis Asal Lampung hingga Surat Terbuka

Saat diwawancarai, Veby masih dalam kondisi dirawat di Rumah Sakit Pamela Youde Nethersole Eastern.

Ia mengeluhkan pusing dan sakit di pelipis kanan sebelum akhirnya tumbang.

"Yang aku tahu, aku melihat sesuatu datang ke arahku sebelum akhirnya aku ambruk," terang Veby Mega Indah, yang merupakan jurnalis asal Indonesia.

Artikel ini sudah tayang di Grid.id dengan judul jurnalis-indonesiatertembak-saat-meliput-demo-di-hong-kong-pupil-matanya-dinyatakan-pecah

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved