Tribun Bandar Lampung

Fakta Menarik Grand Mercure, Hotel Tertinggi di Sumatera yang Memiliki 4 Basement Parkir

Berdasarkan rencana, Grand Mercure akan memiliki total 36 lantai, tertinggi di Lampung, bahkan di Sumatera.

Tribun Lampung/Kiki
Fakta Menarik Grand Mercure, Hotel Tertinggi di Sumatera yang Memiliki 4 Basement Parkir. 

Fakta Menarik Grand Mercure, Hotel Tertinggi di Sumatera yang Memiliki 4 Basement Parkir

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pembangunan Grand Mercure Hotel & Mall di Jalan Raden Intan, Bandar Lampung, terus berjalan.

Progres proyek gedung hotel dan mal tertinggi di Pulau Sumatera itu kini mencapai 50 persen.

Di lokasi berbeda, yakni Jalan Yos Sudarso, Telukbetung Selatan, pembangunan rumah sakit sekaligus apartemen Grup Bumi Waras juga masih berlangsung.

Pengelola menargetkan apartemen tersebut rampung awal 2020.

Pantauan Tribunlampung.co.id, pembangunan Hotel dan Mal Grand Mercure telah mencapai 20 lantai.

Berdasarkan rencana, Grand Mercure akan memiliki total 36 lantai, tertinggi di Lampung, bahkan di Sumatera.

Sebagian lantai di antaranya telah terpasang dinding-dinding kaca.

Tampak scaffolding (konstruksi penyangga) serta 2 unit crane pengangkut material seperti pasir, batu, dan besi masih siaga di lokasi pembangunan.

Dua unit crane terlihat menjulang melebihi gedung yang sementara sudah terbangun.

Setelah Grand Mercure, Lampung Akan Punya 1 Lagi Gedung Pencakar Langit

Grand Mercure Tertinggi di Lampung, Hotel dan Mal 32 Lantai

Lalu Aswadi Jaya, salah seorang pengelola Grand Mercure Hotel & Mall yang juga General Manager Novotel Lampung, mengungkap gedung pencakar langit Grand Mercure akan memiliki 36 lantai.

Ada pula basement empat lantai untuk parkir kendaraan.

Dari total 36 lantai, pihaknya akan mengelola setidaknya 31 lantai untuk hotel, ballroom indoor maupun outdoor, serta fasilitas penunjang lainnya yang memiliki nilai jual tinggi.

"Ini akan jadi ikon Lampung, bahkan Sumatera. Karena akan jadi gedung tertinggi di luar Jakarta dan Jawa," kata Lalu Aswadi.

Mengenai jumlah kamar, Lalu Aswadi menyebut akan ada sekitar 305 unit kamar dengan berbagai tipe.

Namun, ia belum bisa merinci tipe apa saja.

"Yang jelas, akan ada surprise yang kami berikan, di mana akan ada tipe kamar eksklusif. Ini belum pernah ada di hotel-hotel yang ada di Lampung. Seperti apa konsepnya (tipe kamar eksklusif), itu akan jadi kejutan untuk market (pasar)," ujar Lalu Aswadi.

Menurutnya, konsep eksklusif akan menjadi daya tarik berbeda dari Grand Mercure, sehingga memiliki pasarnya tersendiri.

Ia pun mencontohkan konsep ballroom berupa glass partition dengan view ke arah laut.

"Tentu ini akan menjadi nilai jual tersendiri, karena selama ini ballroom identik dengan indoor (di dalam ruangan). Meskipun berada di tengah kota, tamu tetap bisa mendapatkan view laut karena ketinggian gedung yang kami miliki nanti," papar Lalu Aswadi.

Masih Konstruksi Fisik

Lalu Aswadi menjelaskan, proses pembangunan Grand Mercure masih dalam tahap konstruksi fisik.

Saat ini, ungkap dia, pengerjaan pembangunan memasuki lantai 20 dari total 36 lantai.

"Kurang lebih masih tahap pengerjaan di lantai 20 dari 36 lantai secara keseluruhan," kata Lalu Aswadi.

"Kalau kami hitung dengan interior, dalam masih sangat jauh. Kira-kira 50 sampai 60 persen. (Sekarang) masih pembangunan fisik, belum ke area dalam (interior)," sambungnya.

Pihaknya memperkirakan pengerjaan fisik sampai lantai 36 akan rampung pada Mei 2020.

Setelah itu, pihaknya menargetkan mulai Mei atau Juni 2020 sudah masuk pada tahap pengerjaan interior bangunan.

"Perkiraan selesai pengerjaan fisik sampai puncak gedung, Mei 2020. Setelah itu berlanjut dengan pengerjaan interior. Untuk operasional, kami rencanakan kuartal kedua, yakni Maret atau April 2021," terang Lalu Aswadi.

Dengan kehadiran Grand Mercure nantinya, pihaknya berharap bisa memberikan pilihan kepada masyarakat.

Pihaknya pun cukup yakin Grand Mercure potensial untuk berkembang. Terlebih, Lampung sudah sangat jauh berkembang ketimbang kondisi tiga atau lima tahun lalu.

"Pintu masuk (Lampung) sudah mulai terbuka. Sebut saja ada Dermaga Eksekutif Pelabuhan (Bakauheni), lalu Jalan Tol (Trans Sumatera). Dari pelabuhan maupun dari arah Palembang, itu jadi pintu masuk yang diperhitungkan untuk bisa mendatangkan market baru," jelas Lalu Aswadi.

Menurutnya, saat ini orang-orang dari Jakarta lebih mudah mengakses ke Lampung daripada ke Bandung.

Waktu dan jarak tempuh dari Jakarta ke Lampung, beber Lalu Aswadi, kini sudah lebih singkat dengan penyeberangan laut dan adanya jalan tol.

"Jakarta ke Bandung bisa memakan waktu 9 sampai 10 jam (perjalanan darat). Sementara kalau ke Lampung, melalui Dermaga Eksekutif dan jalan tol bisa hanya lima jam," paparnya.

Kondisi tersebut, jelas Lalu Aswadi, merupakan kekuatan yang dimiliki Lampung.

Belum lagi potensi objek dan pesona alam di Lampung yang menjamur, menurut dia, bisa dikemas menjadi nilai jual untuk mendatangkan banyak pengunjung.

"Selama ini, ketergantungan tingkat hunian (hotel) masih sangat tinggi pada belanja pemerintah dan corporate (perusahaan). Sehingga, saat kuartal pertama di mana anggaran belum berjalan, ya kami (pelaku bisnis hotel) situasinya low atau tingkat huniannya rendah," ungkap Lalu Aswadi.

"Jadi, saat ada market dari sektor pariwisata dan kunjungan untuk berlibur, tentu akan menambah potensi market yang masuk ke Lampung," tandasnya.

Hotel di Bandar Lampung Bakal Catat Rekor Gedung Tertinggi di Sumatera, Segini Tingginya

RS dan Apartemen

Di Jalan Yos Sudarso, Telukbetung Selatan, pembangunan rumah sakit sekaligus apartemen terus berjalan.

Pantauan Tribunlampung.co.id, pengerjaan gedung RS yang bakal bernama RS Budi Medika serta apartemen milik Grup Bumi Waras ini telah mencapai 7 lantai.

Sejumlah pekerja konstruksi tampak menyelesaikan pengerjaan di beberapa bagian di lantai 1.

Sebagian dari mereka memasang kaca pada dinding bangunan. Sementara beberapa pekerja lainnya berkutat pada besi-besi dengan mesin gerinda.

Di sekitar lokasi pembangunan juga terdapat scaffolding dan alat berat untuk keperluan konstruksi.

Project Marketing Lampung City & The Bay Apartment, Rico, menyatakan progres pembangunan RS swasta tersebut sudah mencapai tahap penyelesaian.

Pihaknya menargetkan pembangunan selesai pada awal 2020.

"Sekarang sudah tahap finishing. Kami targetkan awal tahun depan sudah selesai dan bisa beroperasi," kata Rico, Sabtu.

Selain berfungsi sebagai tempat pengobatan dan perawatan, khusus lantai 2 di bangunan 9 lantai tersebut akan beroperasi menjadi mal dan apartemen.

"Kami bakal grounbreaking Desember. Nanti di lantai 2 akan dilanjutkan buat mal dan apartemen," ujar Rico.

Sinergi soal Dampak

Pembangunan gedung-gedung tinggi alias pencakar langit khususnya di Bandar Lampung bisa menimbulkan dampak positif.

Founder komunitas Skyscraper City Indonesia (SSCI) Lampung Andreas Evando menjelaskan dampak positif itu antara lain membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat serta meningkatkan perekonimian daerah.

"Ada beberapa dampak dengan berdirinya bangunan-bangunan pencakat langit. Dari segi positifnya, nama Lampung bisa terangkat, membuka ruang pekerjaan, meningkatkan ekonomi," katanya, Sabtu.

Kendati demikian, komunitas gedung pencakar langit ini juga menilai bakal ada dampak negatif dari hadirnya gedung-gedung tinggi.

Diler Honda dan Kontraktor Grand Mercure Damai, Laporan ke Polda Lampung Dicabut

Di antaranya hilangnya penghijauan lingkungan serta bisa menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Terkait potensi dampak negatif ini, pihaknya mengimbau pemerintah daerah serta para investor segera bersinergi.

"Ini untuk meminimalisir dampak-dampak yang bisa terjadi. Kita sangat berharap hadirnya bangunan-bangunan tinggi di Bandar Lampung bisa berguna dan berdampak baik bagi masyarakat," ujar Andreas. (Tribunlampung.co.id/Sulis Setia Markhamah/Kiki Adipratama) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved