Tak Terima Diminta Bayar Kelebihan Berat Bagasi Pesawat, Penumpang ini Kenakan Pakaian 2,5 Kg
Tak Terima Diminta Bayar Kelebihan Berat Bagasi Pesawat, Penumpang ini Kenakan Pakaian 2,5 Kg.
Penulis: Beni Yulianto | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ada-ada saja ulah penumpang maskapai ini.
Ia memilih mengenakan pakaian seberat 2,5 kilogram dibanding membayar biaya kelebihan bagasi pesawat.
Wanita asal Filipina bernama Gel Rodrigeuz harus mengenakan pakaiannya seberat 2,5 kilogram karena kelebihan berat bagasi yang ia bawa.
Sebuah foto dibagikan oleh seorang perempuan asal Filipina pada 2 Oktober 2019 dan beredar di Facebook.
Foto itu menunjukkan dia mengenakan semua pakaian ekstra ketika tangannya membawa koper yang ditolak karena terlalu berat untuk penerbangan.
Gel Rodrigeuz merinci bagaimana staf check-in telah memberitahunya bahwa barang yang dapat dibawa ke dalam pesawat memiliki berat maksimum tujuh kilogram, sementara kopernya yang ditimbang memiliki berat sembilan kilogram.
Alih-alih membayar bagasi tambahan, Rodrigeuz mengenakan semua pakaian ekstra yang dibawanya.
Pakaian yang dikenakan yaitu tiga celana, lima kemeja, sepasang jaket dan baju dengan kancing.
Berat kopernya kemudian berkurang menjadi enam setengah kilogram.
Dengan kelebihan bagasi yang berhasil dikurangi, ia dengan bangga memamerkan gaya berpakaian (ootd) barunya dengan tagar #ExcessBaggageChallenge.
• Inilah Informasi Terbaru dan Lengkap Terkait Jatah Bagasi Pesawat Setiap Maskapai di Indonesia
• Bagasi Pesawat Berbayar Terancam Dibatalkan, Menhub: Beban Masyarakat Akan Lebih Ringan
Dampak Mengurangi Berat Koper Dengan Memakai Pakaian Berlebih Trik ini tidak bisa dibilang sangat mudah.
Seorang seniman Inggris yang dikenal sebagai Ryan Hawaii dikeluarkan dari penerbangannya karena berusaha melakukan aksi yang sama pada tahun 2018.
Dia mencoba naik penerbangan British Airways ke London dengan mengenakan 10 kemeja dan delapan pasang celana, dua kali lipat dari yang dikenakan Rodriguez.
Penolakan penerbangan yang menyebabkan keributan besar pun terjadi hingga memanggil polisi.
Meskipun staf mengatur penerbangan lain untuknya di maskapai yang berbeda, kapten penerbangan akhirnya memutuskan untuk menurunkannya setelah mendengar perilakunya.
