Tak Terima Dipaksa Ceraikan Istri, FS Tikam Kepala Sekolah hingga Tewas
Tak Terima Dipaksa Ceraikan Istri, FS Tikam Kepala Sekolah hingga Tewas.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tak Terima Dipaksa Ceraikan Istri, FS Tikam Kepala Sekolah hingga Tewas.
FS, terduga pelaku pembunuh Kepsek SD 24 Mensiap Baru, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang disebut tidak terima dengan surat dari pihak keluarga korban dan perangkat dusun.
Isi surat tersebut mendesaknya harus menceraikan istri sah-nya yang saat ini berada di Pulau Jawa.
Jika tidak, pelaku diancam akan diusir dari Desa Mensiap Baru.
“Pelaku tidak terima dengan surat yang diterbitkan korban dan keluarga untuk mengurus perceraian dengan istri sah pelaku," kata Kapolres Sintang AKBP Adhe Hariadi, melalui Paur Subbag Humas, Ipda Baryono, Kamis (17/10).
"Dan apabila tidak dapat melengkapi surat tersebut, pelaku wajib pergi dari desa,” imbuhnya.
Untuk diketahui, pada tahun 2017, FS menikah siri dengan PR yang tidak lain adalah keponakan Kepsek.
Pada tahun 2019, karena sudah tidak ada kecocokan, keduanya berpisah dan dikembalikan kepada orangtuanya.
Pada bulan Agustus 2019, terduga pelaku kata Baryono mendapat surat dari pihak keluarga yang dikeluarkan oleh perangkat dusun.
Dalam surat itu kata Baryono terduga pelaku diminta mengurus perceraian dengan istri sah pelaku yang berada di Pulau Jawa, jika ingin rujuk dengan mantan istrinya yang di Sintang.
Apabila tidak dapat melengkapi surat tersebut pelaku diwajibkan pergi dari dusun.
“Korban kata pelaku ikut campur urusan pribadi saat menikah dengan keponakannya."
"Setelah pelaku berpisah dengan, korban adalah orang yang mengatakan kepada pelaku jika tidak bisa menghadirkan surat cerai dengan istri sah yang berada di jawa, pelaku harus pergi dari desa,” ungkap Baryono.
Pada Kamis pagi, sekira pukul 06.30 Wib terduga pelaku berencana pergi ke Sintang dengan membawa sebilah pisau yang dilapisi koran.
Di tengah jalan kata Baryono, pelaku menghentikan Sukimin dengan maksud menyerahkan surat sebagai bentuk potres FS terhadap keputusan keluarga dan perangkat dusun.
“Terduga pelaku merasa tidak terima atas bentuk pengusiran dari desa dan meminta surat perceraian dengan istri sah-ya.
Saat itu pelaku emosi kemudian mengeluarkan pisau dan menusuk korban ke arah perut bagian depan dan samping,” kata Baryono.
Pelaku Ancam Warga di Lokasi Kejadian
Terduga pelaku penusukan Sukimin, Kepsek SD 24 Mensiap Baru, Kecamatan Tempunak disebut sempat mengancam warga setelah menusuk korban sebanyak dua kali hingga menyebabkan ayah tiga anak itu meninggal dunia.
“Setelah (korban) ditusuk, ada warga lewat setelah itu, pelaku mengancam," kata Kasat Reskrim Polres Sintang, AKP Indra Asriyanto ditemui di ruang kerjanya, Kamis (17/10/2019).
"Jangan ikut campur, ini urusan saya,” lanjut Kasat menirukan ucapaan tersangka.
Masyarakat yang melihat tubuh Sukimin tergetak bersimbah darah tak gentar dengan ancaman FS.
Warga lalu memanggil warga lainnya untuk bersama-sama menangkap FS.
“Masyarakat panggil warga membantu, setelah itu bersama ditangkap,” ungkap Indra.
Terjadi di Depan Gereja
Kejadian penusukan Kepala Sekolah SD 24 Mensiap Baru, Kecamatan Tempunak itu tepat di depan gereja.
Menurut Indra, terduga pelaku sejak awal sudah menenteng pisau dapur sebelum mencegat korban.
“Waktu kami interogasi, pisau dapur itu sudah disiapkan sebelumnya."
"Ditaruh di saku. Saat cekcok dengan korban, spontan ditusuk,” ujar Indra.
Korban kata Indra, sudah diintai oleh pelaku hingga akhirnya dicegat di tengah jalan.
Pelaku bahkan sudah berada di lokasi 15 menit sebelum kejadian.
“Sudah diintai, terduga pelaku standby di situ, untuk dicegat."
"Indikasi awal niatnya sudah ada, ketika pisau itu dibawa, karena pisau itu dibawa sejak awal,” ungkapnya.
Penusukan Kepala SD 24 Mensiap Baru, Kecamatan Tempunak Sintang, Sukimin, diduga dilakukan F yang masih punya hubungan keluarga dengan korban.
Terduga pelaku, F, adalah suami dari keponakan korban.
Kasat Reskrim Polres Sintang, AKP Indra Asriyanto mengatakan, penusukan terhadap korban dilakukan F karena sakit hati.
Sakit hati itu dipendam F selama sekitar satu tahun terakhir.
Pada hari kejadian, terduga pelaku sekitar pukul 06.30 WIB mencegat korban saat hendak pergi ke sekolah menggunakan sepeda motor.
Tepat di depan rumah ibadah, keduanya terlibat adu mulut.
“Pada saat itu korban lewat dengan sepeda motor, dicegat kemudian berbincang," kata Kasat Reskrim AKP Indra Asriyanto.
"Rupanya terjadi cekcok mulut, kemudian pelaku secara spontan mencabut pisau dari pinggang yang memang sudah disiapkan sebelumnya, kemudian langsung menusuk sebanyak 2 kali, di depan, dan samping,” ujar Indra.
Sukimin meregang nyawa di lokasi kejadian.
Sementara terduga pelaku diamankan warga, kemudian diikat tali sebelum dibawa ke Mapolres Sintang.
Anak pertama Sukimin, Kepala SD 24 Mensiap Baru, Kecamatan Tempunak Sintang, Agung, tak menyangka orangtuanya pergi untuk selama-lamanya di tangan F.
Agung menceritakan, F sudah sejak subuh mencoba menghadang ayahnya.
“Jadi, orang itu dari subuh sudah menghadang. Bapak salat subuh dihadang di rumah warga yang satu komplek depan rumah kami,” kata Agung saat ditemui di ruang pemulasaran jenazah di RSUD Ade M Djoen Sintang, Kamis (17/10/2019).
Agung mengatakan, jauh sebelum peristiwa penusukan terjadi, antara keluarga dan pelaku memang terjadi konflik.
Namun demikian, korban tidak ada sangkut pautnya dengan konflik tersebut.
“Memang ada konflik keluarga, tapi bukan bapak yang punya masalah sebenarnya,” kata Agung.
Agung sama sekali tak menduga, konflik keluarga yang seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan itu justru merenggut nyawa ayahnya.
“Coba kalau memang ndak suka sama bapak, kita bisa rembukan. Kenapa harus seperti ini,” sesalnya.
Luka di Perut
Kapolsek Tempunak, Iptu Mulyo Wibowo menyebut secara kasat mata Kepala Sekolah SD 24 Desa Mensiap Baru menderita delapan luka tusukan di bagian perut, hingga meninggal dunia di tempat.
“Visum secara resmi belum keluar. Tapi secara kasat mata ada delapan luka,” kata Mulyo di ruang pemulasaran jenazah, RSUD Ade M Djoen Sintang, Kamis (17/10/2019).
Menurut Kapolsek, terduga pelaku yang tidak lain merupakan keluarga korban sedari awal sudah berencana untuk menemui korban dengan membawa sebilau pisau.
“Nampaknya direncanakan, karena pelaku sudah menyiapkan pisau,” ungkapnya.
Terduga pelaku penusukan Sukimin (54), Kepala SD 24 Mensiap Baru, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, FR sempat diamankan warga sebelum diserahkan ke Mapolres Sintang.
Berdasarkan foto-foto yang beredar, FR diamankan dalam kondisi tangan terikat tali.
Kapolsek Tempunak, Iptu Mulyo Wibowo memastikan, saat pihaknya datang FR sudah diamankan warga.
Namun demikian, Mulyo memastikan kondisi FR tidak bonyok.
"Kondisi pelaku belum bonyok. Cuma diikat oleh warga," kata Kapolsek.
Saat ini, FR sudah dibawa berada di Mapolres untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
(Tribun Pontianak)
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul "FAKTA BARU Kepala Sekolah di Sintang Tewas Ditusuk Mantan Suami Keponakan, Dipaksa Cerai dan Diusir" dan "Kronologis Penusukan Kepala Sekolah di Sintang hingga Meninggal Dunia"
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/fs-terduga-pelaku-penusukan-kepala-sekolah.jpg)