Tribun Lampung Selatan
Dinas THP Lamsel Dorong Pengembangan Budidaya Alpukat di Dusun Kayu Tabu
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Lampung Selatan mendorong pengembangan budidaya buah alpukat di dusun Kayu Tabu desa Klawi.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Reny Fitriani
Laporan Wartawan Tribunlampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Lampung Selatan mendorong pengembangan budidaya buah alpukat di dusun Kayu Tabu desa Klawi di kecamatan Bakauheni.
Saat ini di dusun Kayu Tabu dan juga Pematang Macan setidaknya ada sekitar 700 hektar lahan kebun yang memiliki tanaman alpukat dengan jumlah rata-rata per hektar 20-30 batang.
Tanaman alpukan ini menjadi tanaman tumpang sari yang dipadukan dengan pisang dan cokelat.
Dusun Kayu Tabu dan Pematang Macan sendiri menjadi daerah sentra untuk tanaman alpukat di Lampung Selatan.
“Kita melihat alpukat di dusun Kayu Tabu ini memiliki potensi yang cukup baik. Karena saat ini sudah memiliki pangsa pasar yang baik,” terang plt kepala Dinas TPHP Lampung Selatan Noviar Akmal kepada tribun, jumat (1/11).
Alpukat asal Kayu Tabu ini dipasarkan di Semarang, Jakarta dan juga Serang.
• Berita Tribun Lampung Terpopuler Jumat, 1 November 2019, Ini Kondisi Terkini Pemain Anak Jalanan
Untuk harga sendiri kini rata-rata per kilogramnya mencapai Rp 13.000 ribu hingga Rp 14.000 ribu.
Hanya saja, menurut Noviar, budidaya alpukat ini belum lah menjadi salah satu kegiatan pokok petani.
Tanaman ini masih menjadi tanaman selingan dari pisang dan cokelat.
“Alpukat ini belum menjadi kegiatan budidaya utama. Masih menjadi tanaman selingan. Sehingga selama ini memang tidak begitu dilakukan budidayanya dengan serius,” kata dia.
Untuk itu, lanjutnya, dinas ingin mendorong petani untuk bisa lebih serius mengembangan tanaman alpukat sebagai sebagai tanaman pokok kedua setelah tanaman lainnya seperti pisang dan cokelat.
“Kita ingin petani serius melakukan budidayanya. Sehingga hasilnya juga bisa lebih baik lagi. Karena untuk pangsa pasar dan harganya relatif stabil,” ujar Noviar.
Sementara itu Syahbana, petani alpukat yang juga ketua kelompok tani alpukat di desa Kayu Tabu mengatakan untuk di dusun tersebut sudah lama petani bertanam alpukat.
Bahkan alpukat dari dusun tersebut sudah cukup dikenal masyarakat.