Kopral Mendadak Jadi 'Jenderal', Kaki Kanan Terkena Granat Kini Malah Sukses di Kebun

Kaki kanannya pernah terkena granat, tapi kariernya justru sukses setelah bertekun di kebun.

Ditjen Holtikultura Kementan
Kopral Mendadak Jadi 'Jenderal', Kaki Kanan Terkena Granat Kini Malah Sukses di Kebun 

"Bayangkan di lokasi yang dekat bibir pantai pun masih bisa berbuah. Kemudian klengkeng ini skala 21 brix (indeks tingkat kemanisan buah-buahan), " kata dia.

Saat ini budidaya Klengkeng Kateki yang dirintis Mugiyanto membuahkan hasil yang luar biasa. Belum genap lima tahun, dia sukses memanen buah dengan kualitas unggul.

"Untuk satu hektare (pohon klengkeng) menghasilkan sekitar 12 ton buah. Itu dari 200 pohon," ungkap Mugiyanto.

"Malah bisa lebih ya. Kalau dimaksimalkan, satu pohon bisa 75 kilogram. Dikalikan 200 pohon, artinya bisa mencapai 15 ton," lanjut dia.

Adapun untuk biaya per kilogram dari budidaya klengkeng ini sekitar Rp10.000. Sementara Mugiyanto menjualnya ke pasar sekitar Rp35.000-Rp.45.000.

"Gampang sekali (menjualnya). Malahan kurang ya, permintaan pasar tinggi," ujar Mugiyanto.

Ditanya soal resep rahasianya mengembangkan Klengkeng Kateki, Mugiyanto menjabarkan ada dua kunci.

"Pertama benih yang unggul. Kedua agroklimat, bagaimana memahami iklim pertanian. Meliputi cuaca, kelembaban, hingga soal kondisi tanah. Nantinya ini akan mempengaruhi pola penerapan teknologi maupun treatment pohonnya," beber Mugiyanto.

Awal Mula Kopral Mugianto Menjadi Petani Kelengkeng

Namun siapa sangka, dibalik kesuksesan Mugiyanto mengembangkan buah kelengkeng ini, terdapat sebuah cerita sedih yang menjadikannya sebagai petani buah Kelengkeng.

Hal ini diungkapkan Mugiyanto ketika berbincang dengan seorang PNS di Kementerian Pertanian, yaitu Alif Al Syahban.

Perbicangan keduanya dituliskan Alif Al Syahban di akun facebooknya. Dia mengatakan bahwa  Kopral Mugiyanto di Nobatkan Sebagai Jenderal Kelengkeng.

Berikut Postingan Lengkap Alif Al Syahban

"Senin kemerin bliau bertandang kejakarta untuk menghadiri acara sebagai narasumber di salah satu stasiun TV nasional, bliau tak lupa mengunjungi kami di kantor Kementerian Pertanian.

Sempat ngopi bareng, namun sebelum wawancara dengan berbagai media nasional (cetak dan elektronik), saya mencuri waktu untuk wawancara eksklusif dengan bliau.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved