Driver Taksi Online Kerap Jadi Korban Begal, Wanita Sopir Ini Pasang Terali Besi di Dalam Mobil
Dia sengaja memasang terali besi di bangku sopir di mobil Xenia miliknya agar merasa lebih aman.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kasus pembegalan hingga menewaskan driver taksi online yang dilakukan penumpang membuat pengemudi taksi online waswas.
Sejumlah pembunuhan sadis terhadap driver taksi online terjadi di Sumatera Selatan.
Pelaku begal yang menyamar jadi penumpang dengan beringas menghabisi driver taksi online di tengah jalan lalu menggondol mobilnya.
Banyaknya kasus pembegalan menginspirasi driver taksi online Valery (42), untuk membuat terali besi di dalam mobilnya.
Valery adalah seorang wanita yang bekerja sebagai pengemudi taksi online di Palembang, Sumatera Selatan.
Dia sengaja memasang terali besi di bangku sopir di mobil Xenia miliknya agar merasa lebih aman.
Ternyata, idenya tersebut menjadi inspirasi bagi rekan-rekan sesama pengemudi dan tak sedikit penumpang yang memberi dukungan kepadanya.
• 2 Begal Sadis Tusuk Driver Taksi Online Sebanyak 23 Kali, Korban Sempat Rebut Pisau Pelaku
"Penumpang rata-rata kasih semangat dan dukungan. Dari beberapa teman juga terinspirasi untuk buat terali begini," ujarnya.

Selain itu, maraknya tindak kriminal begal terhadap sopir online di Palembang akhir-akhir ini juga menjadi alasan utama Valery.
"Yang penting saya aman dan kerja juga aman. Penumpang juga tidak terganggu," ujarnya.
Dari pengamatan Kompas.com, terali besi milik Valery dilapisi kaca akrilik tepat di belakang pengemudi. Menurut Valery, terali besi itu pun bisa dilepas jika tidak digunakan.
Mengenai biaya untuk membuat terali di mobilnya, Valery mengaku harus merogoh kocek lebih kurang Rp 700.000.
Seorang sopir taksi online ditusuk begal

Seperti diketahui, tiga hari lalu, seorang sopir taksi online di Palembang bernama Nopa Hadinata ditusuk sebanyak 23 kali oleh begal.
Nopa sempat menceritakan, saat itu dua tersangka yang masuk ke mobilnya sempat berbagi peran.
Nopa masih melakukan perlawanan meskipun telah dihujami 23 luka tusukan. Namun, karena tak tahan lagi, korban pun membuka pintu mobil dan akhirnya terjatuh.
"Dia langsung minta tolong ke warga sehingga pelaku kabur. Begitu kata Nopa," ujar Bili, salah satu rekan Nopa, Selasa (12/11/2019).
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara mengatakan, mereka saat ini masih melakukan pengejaran kepada BS, rekan MSJ yang lebih dulu tertangkap.
BS merupakan pelaku yang melakukan penusukan ke korban Nopa sebanyak 23 kali tusukan.
"Satu tersangka sudah ditangkap, untuk BS masih dalam pengejaran," kata Yon.
Kasus sadis pembunuhan driver taksi online di Sumsel
Seorang driver taksi online tewas dibunuh dengan cara mengenaskan di Palembang.
Sopir taksi online tersebut dibunuh empat penumpangnya, yakni Akbar, Acuandra, Fr, dan Ridwan.
Satu diantara pelaku, yakni Akbar ternyata juga berprofesi sebagai sopir taksi online.
Para pelaku mengaku awalnya tidak berniat membunuh korban, tapi hanya ingin merampok saja.
Para pelaku memang berencana melakukan aksi begal dan perampokan.
Saat itulah muncul ide perampokan terhadap driver taksi online.
Setelah membunuh sopir taksi online bernama Sofyan, para pelaku kabur dan menjual mobil rampokan.
Selama Buron atau dalam pelariannya, Akbar yang menjadi otak perampokan driver taksi online Sofyan, mengaku dicekam ketakutan dari aksi perampokan dan pembunuhan yang dilakukannya.
• Diteriaki Maling hingga Dikejar-kejar Warga, Ternyata Debt Collector Bawa Kabur Mobil
• Xenia Goyang di Depan Toko Malam-malam Sepi, Sejoli Awalnya Cuma Jalan-jalan Pakai Mobil Rental
• Heboh Anak Pemulung Meninggal Kelaparan di Pinggir Jalan, Terungkap Ingin Kerja Bantu Ibunya
• Ibu Muda Didatangi Driver Ojek Online Malam-malam Bawa Pizza, Bingung hingga Hubungi Ibu-ibu PKK
Akbar mengakui, pembunuhan terhadap Driver Online Sofyan memang bukan lah unsur kesengajaan, dia dan rekan-rekannya tidak bermaksud membunuh korban.
Namun kemudian, saat beraksi ternyata dua temannya Fr dan Acuandra justru mencekik leher korban hingga tewas.
Namun dari pengakuan ini terungkap, jika Akbar duduk disamping korban yang sudah tahu jika driver online sofyan tercekik mati.
Tetapi dengan santai Akbar justru mengambil alih menjadi supir dan membawa mobil berikut Sofyan yang sudah tak bernyawa.
Wajar jika kemudian Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adi Negara geram dan menganggap kawanan perampok ini tidak segan-segan menghabisi korbannya.
Fakta Baru Akbar Al Farizi
1. Sempat Menjajal jadi Supir Online dan di Dinas Pekerjaan Umum (PU) di Muratara
Akbar Al Farizi (34) otak kejahatan keji itu mengaku juga pernah menjajal pekerjaan sebagai driver taksi online.
Akbar juga mengaku sempat bekerja sebagai sopir di dinas Pekerjaan Umum (PU) kabupaten Muratara.
Lantas apakah yang menjadi alasan Akbar tega sampai melakukan merampok dan membunuh Sofyan yang juga pernah satu jenis pekerjaan dengannya ?
2. Tak Sengaja Habisi Nyawa Sofyan
Kepada Tribunsumsel.com, Akbar mengaku dia dan ketiga rekannya yang lain tidak sengaja membunuh Sofyan saat akan merampok korban.
"Itu tidak sengaja, pokoknya kami datang ke Palembang intinya mau cari uang. Tapi bukan untuk merampok driver online.
Tapi misalnya ada motor orang yang lengah bisa kami ambil,"ucap Akbar saat ditemui di mapolda Sumsel, Rabu (21/8/2019).
3. Bantah Otak Perampokan
Dikatakan Akbar, niat untuk merampok di kota Palembang muncul dari inisiatifnya bersama Ridwan alias Redho (42) yang sebelumnya sudah tertangkap dan dijatuhi vonis hukuman mati oleh hakim pengadilan negeri kelas 1 A khusus kota Palembang.
Tak hanya itu, rekannya yang lain yakni Acuandra alias Acun (21) yang sebelumnya juga divonis mati dan Franata alias fran (16) yang divonis 10 bulan, dikatakan Akbar sangat menerima dengan baik ajakan untuk melakukan aksi perampokan.
"Memang berencana untuk merampok, jadi tiga teman saya yang lain mau sama mau untuk merampok. Kalau memang tidak mau, pasti tidak akan jadi,"ujarnya.
4. Hilang Sasaran dan Alihkan kepada Driver Online
Dikatakan Akbar, mereka sempat mencoba melakukan aksi perampokan namun gagal.
Mereka juga kehabisan uang untuk pulang sehingga muncullah niatan jahat untuk merampok driver taksi online.
Namun di tengah perjalanan, tindakan mereka justru membuat nyawa korbannya yakni Sofyan melayang.
"Korban dicekik oleh Redho dan Pran. Saya posisinya di samping driver. Kemudian saya langsung pindah posisi dan ambil alih kendali sopir,"ujarnya.
5. Buang Jenazah Korban dan Kebagian Uang Penjualan Mobil Rp 5,3 Juta
Setelah ketiga rekannya membuang jenazah Sofyan di kawasan Kecamatan Lakitan, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, Akbar yang saat itu mengaku duduk di kursi sopir langsung tancap gas dan menuju ke rumah Fran yang berada di sungai Lanang.
Mereka bersepakat untuk menjual mobil milik korban dan didapatlah hasil sebesar Rp 23 juta.
"Saya menerima Rp 5,3 juta. Selebihnya dibagi-bagi sama yang lain,"ucapnya.
6. Berpindah-Pindah dan Dicekam Ketakutan
Selama hampir sepuluh bulan buron, Akbar Al Farizi (34) mengaku sempat berpindah-pindah tempat dan bekerja serabutan.
Dia mengaku selalu memilih tinggal di pondok kecil di tengah kebun saat masih buron.
"Dalam pelarian saya pernah tinggal di Tanjung Lengkayang muara dua. Sampai disana saya bersembunyi di pondok kebun di wilayah itu.
Terus lari lagi sampai di Kisam Muara Dua. Disana saya kerja serabutan di kebun kopi,"ungkapnya.
Dalam masa pelariannya itu, Akbar mengaku sempat ada niat untuk melarikan diri.
7. Takut Ditembak Mati
Namun hal itu urung dilakukannya setelah mendengar saran dari orang-orang yang berada di sekitarnya.
"Soalnya saya dengar omongan ibu dan orang-orang lain, katanya kalau tertangkap saya akan akan ditembak mati. Jadi saya takut untuk menyerahkan diri,"ujarnya.
Terkait vonis hukuman mati yang dijatuhkan pada dua temannya yakni Ridwan alias Rido (42) dan Acuandra alias Acun (21), Akbar mengaku tidak mengetahui akan hal tersebut.
"Namanya juga di dusun (kampung), jadi tidak ada handphone atau sinyal atau lain-lain,"ujarnya.
8. Minta Maaf kepada Keluarga Korban
Akbar juga menyampaikan permintaan maafnya pada keluarga korban.
"Saya menyampaikan ke keluarga korban memang saya salah, saya khilaf, saya minta maaf,"ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/driver-taksi-online-pasang-teralis-besi-di-mobil.jpg)