Tukang Sapu Dipaksa Mengaku Sebagai Pencuri, Alami Penyiksaan hingga Organ Vital Rusak dan Disetrum

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh ibunda Salman, kejadian berawal ketika sang anak keluar malam untuk membeli nasi uduk pada 13 Oktober 2019

Penulis: Romi Rinando | Editor: Noval Andriansyah
TribunMataram Kolase/ Instagram
Tukang Sapu Dipaksa Mengaku Sebagai Pencuri oleh Oknum Polisi, Alami Penyiksaan Hingga Organ Vital Rusak dan Disetrum 

Mengutip Tribun Makassar, ada sejumlah pria berpakaian seperti polisi ikut datang dan mengantar dengan alasan mau menggeledah rumah Salman mencari barang bukti.

Seusai penggeledahan, Asma mengungkap bahwa anaknya kembali dibawa kembali ke Mapolsek Rappocini.

"Saya ikut, ternyata dibawa ke Polsek Rappocini sama itu orang," ungkap Asma.

Dua hari Salman diamankan di Mapolsek Rappocini tanpa bisa dijenguk, Asma mendadak dapat kabar bahwa anaknya dilarikan ke RS Bhayangkara untuk menjalani perawatan.

Saat di rumah sakitlah, Asma tahu bahwa anaknya telah mengalami sejumlah penyiksaan.

Melansir postingan viral di akun Instagram @makassar_iinfo pada Jumat (29/11/2019), Salman menjadi korban penangkapan kasus pencurian ponsel dan dituduh terlibat kasus pembusuran.

Tepat pada tanggal 20 Oktober 2019, Salman dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami sejumlah luka dalam yang cukup parah.

Salman dikabarkan mengalami luka bengkak pada bagian dada dan luka dalam di bagian kemaluannya.

Berdasarkan cerita yang diungkap oleh Asma, anaknya mengalami sejumlah penyiksaan oleh sejumlah oknum aparat kepolisian demi proses pemeriksaan.

Bahkan parahnya, kemaluan Salman disetrum hingga mengalami pendarahan dengan luka terbuka.

"Dibawa ke Bhayangkara karena pendarahan terus ki (kemaluannya) kasihan, katanya disetrum itunya (kemaluannya). Kalau goyang keluar lagi darah," terang Asma.

Menurut Asma, anaknya disiksa sampai separah itu agar mau mengaku kesalahan yang tak ia lakukan.

Melansir Tribun Makassar, sambil disiksa, kata Salman, dirinya diminta untuk mengaku melakukan pencurian ponsel.

"Disuruh'ka terus mengaku, jadi bilang'ma kalau mengaku'a ini tambah disiksa'ka. (Disuruh terus mengaku, kalau tak mengaku bakal semakin disiksa)

Jadi bilang'ka, pak kalau mau'ki siksa'ka lebih baik saya dibunuh, apalagi disiksa'ma disetrum'mi bere-bere' ku kodong (Jadi saya bilang, kalau mau disiksa lagi, lebih baik saya dibunuh daripada disiksa, disetrum kemaluan saya) ," tutur Salman dengan suara lemah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved