4 Kandidat Mundur dari Bursa Caketum Jelang Munas Gokar
Dari sembilan nama itu, Ketua Komite Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar, Maman Abdurahman menyatakan, empat nama tidak memenuhi syarat
Keputusan itu diambil setelah ia bertemu dengan Ketua Umum yang juga kandidat ketum Golkar Airlangga Hartarto dan dua politisi senior Golkar Aburizal Bakrie dan Luhut Binsar Panjaitan di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa siang.
Menurut Bambang, ada empat hal yang menyebabkan ia mundur dari bursa pencalonan.
Pertama, suasana internal partai yang semakin memanas dengan isu perpecahan jelang Munas.
Dengan kondisi tersebut, ia mengaku, memikirkan situasi dalam negeri.
• Bamsoet Klaim Kantongi 367 Suara, Siap Maju di Munas Golkar, Nusron Yakin Bamsoet Menang
"Situasi nasional, yang memerlukan situasi politik yang kondusif, guna menjaga pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dari berbagai serangan dan ancaman ekonomi global," ucap Bamsoet saat konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2019).
Ia juga mempertimbangkan nasehat para senior partai, misalnya Ketua Umum PP Forum Komunikasi Putra-Putri TNI Polri (FKPPI) Pontjo Sutowo dan Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Bobby Suhardiman.
Pertimbangan terakhir Ketua MPR RI itu, yakni semangat rekonsiliasi yang telah disepakati dengan calon petahana yang juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
"Semangat rekonsilasi yang telah kita sepakati bersama antara kedua tim, saya dan Airlangga sepakat untuk membangun rekonsiliasi antara tim Bamsoet dan tim Airlangga," kata dia.
Dukung Bamsoet
Sementara itu, Indra Bambang Utoyo mundur sebagai bentuk dukungan kepada Bamsoet.
Tujuannya sama, agar partai tidak terpecah b
• Pasca Munaslub, DPP Evaluasi Calon Kepala Daerah Golkar yang Bermasalah di Daerah
elah.
"Dengan keputusan Bambang Soesatyo, kami runding, akhirnya kami mengatakan kita harus mendukung keputusan ini. Karena kami ingin menyelamatkan Partai Golkar," kata Indra di kawasan Jakarta Selatan.
Ketum Golkar Sejurus dengan Indra, Agun Gunandjar Sudarsa mundur, setelah mendapat jaminan bahwa partai akan solid dan dijalankan secara demokratis.
"Ada garansi lima tahun ke depan partai harus dijalankan dengan cara demokratis, melalui kolektif kolegial, rapat," tutur Agun.