Jual Batu Bukit Kunyit

Terus Digerus, Bukit Kunyit Dianggap Sudah Tidak Ada

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandar Lampung Sahriwansah mengatakan, Bukit Kunyit sudah dihapus dari daftar aset bukit di Kota Tapis Berseri.

Tribun Lampung/Deni Saputra
Aktivitas penambangan batu di Bukit Kunyit, Sukaraja, Bandar Lampung, Rabu (4/12/2019). 

Bukit Kunyit tampak tandus dan gersang.

Bahkan, sudah tidak berbentuk bukit lagi, melainkan hanya belahan-belahan bukit yang terpisah-pisah.

Di sana masih ramai rutinitas pekerja yang sedang melakukan penambangan batu.

Nampak aktivitas kuli batu yang memindahkan batu longsoran ke dalam truk.

Setidaknya ada empat truk yang datang ke lokasi dalam waktu kurang dari setengah jam.

"Ya itu hanya aktivitas masyarakat. Kuli batu mindahin batu untuk diangkut ke truk," terang Wiwin, pekerja tambang batu di Bukit Kunyit.

Menurut Wiwin, longsoran tersebut terjadi karena disengaja.

Hal itu akibat penggerusan bukit pada bagian bawahnya.

Mereka menyebutnya dengan istilah "digerong".

Resah Monyet-monyet Turun ke Permukiman, Warga Menduga Gara-gara Eksploitasi Bukit Kunyit

Namun semua proses penggerusan bukit dilakukan secara manual alias tanpa menggunakan alat berat.

"Jadi digerong dulu baru bisa jatuh (longsor). Pengerjaannya manual dan sudah puluhan tahun seperti itu pengerjaannya. Setelah digerong, butuh waktu tiga sampai empat bulanan untuk bisa longsor," ungkapnya.

Menurutnya, sebagian masyarakat sekitar mencari nafkah dari menambang batu.

"Hampir 80 persen warga bekerja di sini. Saat menggerong gunung juga tidak bisa sembarang. Karena ketika kira-kira longsor kami sudah tahu. Lihat dari gerakannya," jelasnya.

Saat longsor seperti ini, setidaknya penambang bisa mendapatkan hingga 30 truk batu siap angkut.

Penghasilan sebagai pekerja tambang batu, sambungnya, tidak menentu karena tergantung pemesanan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved