Keceriaan Anak Berkebutuhan Khusus di Perayaan Hari Disabilitas Internasional
Acara perayaan Hari Disabilitas Internasional berawal dengan penampilan anak-anak berkebutuhan khusus.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: wakos reza gautama
Namun ia bersemangat mengikuti acara yang berlangsung di tempatnya menempuh pendidikan Paket A.
Jadi Pembawa Acara
Acara perayaan Hari Disabilitas Internasional berawal dengan penampilan anak-anak berkebutuhan khusus.
Mulai dari tari-tarian, membacakan puisi, bahkan ada anak disabilitas yang berperan menjadi pembawa acara.
"Ada seminar dan lomba mewarnai. Peserta yang mendaftar ada 100 orang lebih. Baik umum maupun dari sekolah kebutuhan khusus," kata Aan Purwanto, ketua pelaksana acara.
Di Yayasan Pendidikan Terpadu Mata Hati, tercatat ada 75 murid yang menjalani proses pendidikan khusus.
Mulai tingkat Playgroup hingga jenjang Paket A, B, dan C.
"Kebutuhan khususnya beragam. Ada yang global delay, autis murni, RM, juga celebral palsy (gangguan pada gerakan dan koordinasi tubuh)," ujar Aan yang juga menjadi pengajar di yayasan tersebut.
Ortu Lebih Terlibat
Pemateri seminar, dokter Bekti Setiyawardani, menekankan agar orangtua lebih terlibat dalam pengasuhan anak berkebutuhan khusus.
"Masyarakat agar bisa lebih tahu dan orangtua agar lebih terlibat untuk pendidikan selanjutnya. (Yayasan) Mata hati itu transisi. Jadi, bukan dititipkan. Harus melanjutkan pendidikannya di rumah," kata Bekti.
Ia menjelaskan anak berkebutuhan khusus memiliki potensi yang perlu didampingi dengan pola kerjasama.
"Potensi-potensi anak berkebutuhan khusus perlu terus digali melalui support system," ujarnya.
Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Dinas Pendidikan Bandar Lampung Nurmansyah mengapresiasi perayaan Hari Disabilitas Internasional ini.
Ia menyatakan Disdik Bandar Lampung akan terus melakukan pendampingan.