Ahli Jelaskan Penyebab Teror Ular Kobra dan Perkiraan Waktu Berakhirnya
Dalam satu kali bertelur, betina kobra jawa dapat menghasilkan 10-20 butir telur yang menetas dalam rentang waktu tiga sampai empat bulan.
Bisa tersebut dapat melumpuhkan saraf dan otot mangsanya hanya dalam beberapa menit.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan rumah menjadi salah satu upaya untuk menghindari masuknya ular ke dalam rumah.
“Gunakan pembersih lantai dengan aroma menyengat, karena ular tidak suka dengan bau yang menyengat,” tambah Amir.
Hilangnya Predator Alami
Maraknya kemunculan ular kobra di pemukiman bukan cuma karena sedang musimnya menetas.
Namun juga karena sudah tak ada predator alaminya. Habitat ular kobra sendiri sangat adaptif.
Satwa melata ini dapat hidup di manapun, seperti persawahan, tegalan, dan juga pemukiman.
"Kemungkinan dulunya itu habitat dia, kemudian dibangun pemukiman. Karena adaptasinya yang bagus, kemudian lingkungan sekitar mendukung untuk mereka (ular kobra) berkembang biak, seperti banyak tikus. Itu salah satu aspeknya," kata Amir.
Amir mengatakan, hilangnya predator alami seperti elang juga menjadi faktor utama kenapa populasi ular kobra ini meningkat.
"Jadi kalau kita lihat, misalnya elang sebagai predator alaminya (ular), itu kan sudah jarang ditemukan. Ini kemudian yang menjadi penyebab utama kenapa populasinya meningkat," jelas Amir.
Apa yang dijelaskan Amir, sebenarnya pernah kita pelajari saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar dulu.
Ini terkait ekosistem dan ketidakseimbangan alam.
Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem juga bisa dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara seluruh unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Contoh sederhana dalam hal ini, jika dalam suatu perkampungan hanya ada sedikit kucing atau tak ada kucing sama sekali, maka akan ada banyak tikus di daerah tersebut.