Ikan Mati Mendadak di Lampung Utara
Andalkan Modal dari Bank, Petani Keramba di Lampura Bingung Bayar Angsuran karena Ikan Mati Mendadak
Petani keramba di Bendungan Way Rarem, Lampung Utara, berharap pemerintah memberikan solusi terkait ratusan ton ikan mati mendadak.
Petani Tambak di Lampung Utara mengalami kerugian hingga Rp 8 Miliar akibat ikan mati mendadak.
Ratusan ton ikan mendadak mati di Keramba Bendungan Way Rarem, Lampung Utara, Kamis (1/1/2020).
Pengelola Tambak, Haidir Rianto (31) warga Desa Pekurun, Abung Pekurun Lampung Utara menjelaskan kejadian tersebut dimulai sejak malam Tahun Baru 2020.
Haidir yang juga mengelola keramba bersama sang Ipar Pandayani mengaku kerugian yang diperoleh akibat musibah tersebut mencapai Rp 8 miliar.
"Kalau kerugian keramba milik Ipar saya sendiri hampir Rp 8 miliar. Itu dari porsentase pakan aja. Karena pembukuan saya yang pegang," jelasnya.
Keramba Pandayani merupakan keramba terbesar di waduk Way Rarem.
"Kalau di sini banyak sekitar 7000 keramba. Punya Pandayani (Ipar) yang paling besar sendiri. Hampir 94 kotak keramba. 1 kotaknya berukuran 12 kali 12 meter. Menyerap tenaga kerja sekitar 28 orang," imbuhnya.
Harga ikan saat ini seharga Rp 25 ribu per kilogram.
Dalam kondisi tersebut akhirnya para Petani keramba tidak bisa memanen.
"Jadi kalau harga ikan sekarang Rp 25 ribu per kilogram. Sekarang banyak yang terbuang," jelasnya kecewa.
Mati Mendadak
Sebelumnya, ratusan ton ikan mendadak mati di Keramba Bendungan Way Rarem Lampung Utara.
Haidir Rianto (31) warga Desa Pekurun, Abung Pekurun Lampung Utara menjelaskan kejadian tersebut dimulai sejak malam tahun baru 2020.
"Kejadian masuk pertama malam tanggal 1 pas tahun baru. jam 3.00 WIB kurang lebih 40 ton ikan mati. Kemudian malam kamis (1/1/2020) sebelum magrib sudah mabuk. Itu fatal hampir 200 ton ikan mati," jelasnya.
Diteruskannya bahwa kejadian tersebut bukan yang pertama terjadi.
"Bencana seperti ini bukan setahun dua tahun. Tapi sejak tahun 2014 setiap musim pancaroba," katanya.
Akibat hal tersebut, Petani keramba ikan di Bendungan Way Rarem Lampung Utara mengaku rugi besar.(Tribunlampung.co.id/Ahmad Roby Ulzikri)