Konsumsi Narkoba karena Bipolar, Medina Zein Cuma Direhab 3 Bulan
Yusri mengatakan, tersangka Medina akan direhabilitasi selama tiga bulan di RS Selapa Lembaga Pendidikan Polri, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
“Nggak, nggak ada karena saya hipotiroid dulu dan dinyatakan sama dokter sembuh waktu Medina usia SMP kelas 1,” kata Tien.
Saat itu, Tien sempat mengonsumsi obat untuk penyakitnya selama dua tahun.
Namun, kini ia dinyatakan sudah sembuh.
Ia menduga, penyakit yang diidap anaknya sebatas stres kerja.
“Perasaan ibu hipotiroid mah karena kekurangan hormon tiroksin saja dan sudah diobati di rumah sakit dua tahun. Kakak (Medina) kan tahu. Kakak mah karena kurang istirahat, nggak bisa ngatur waktu,” katanya.
Direktur Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan dr Laurentius Panggabean SpKJ juga menyanggah klaim medis dari Medina Zein.
Ia menjelaskan, amfetamin tidak masuk dalam daftar obat yang diresepkan bagi pengidap bipolar.
"Dulu memang pernah amphetamine digunakan untuk obat bagi penderita depresi. Tujuannya untuk meningkatkan mood. Tapi kemudian dihentikan karena ternyata lebih banyak negatifnya daripada untuk pengobatan itu sendiri," ujar dr Laurentius.
Ia menyebut, bipolar termasuk dalam kategori gangguan jiwa berat.
Berkaitan dengan dua hal yakni kepanikan dan depresi.
Ada tiga faktor yang menjadi penyebab penyakit ini, yakni genetika, psikologis dan faktor sosial.
"Tapi paling banyak itu biasanya karena faktor genetika," ujarnya.
Selain itu, orang yang mengaku mengidap bipolar harus bisa menunjukkan diagnosis dari dokter spesialis kejiwaan.
"Ya pertanyaannya siapa yang mendiagnosa dia bipolar. Kan nanti ketahuan resep apa yang dikasih. Bipolar itu biasanya dikasih penenang atau obat-obat golongan psikotropi, nggak sampai amfetamin," tandasnya. (tribun network/tim/coz)