Lagi Memanas dengan Indonesia, Intip Pesawat Pembom Nuklir Jarak Jauh Milik China
Lagi Memanas dengan Indonesia, Intip Pesawat Pembom Nuklir Jarak Jauh Milik China
Penulis: taryono | Editor: taryono
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Hubungan Indonesia dengan China tengah memanas.
Ini menyusul sikap kukuh China yang enggan menarik kapal-kapalnya di Perairan Natuna.
TNI pun tak tinggal diam.
Terbaru, TNI akan terus menambah kekuatan untuk mengusir kapal-kapal tersebut.
"Fokus kami sekarang ialah menambah kekuatan TNI di sana. Besok akan ada penambahan empat unsur KRI lagi untuk mengusir kapal-kapal tersebut," kata Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono seperti dilansir Antara, Minggu (5/1/2020).
Saat ini, ada dua unsur KRI yang sudah menghalau kapal-kapal China itu.
Operasi ini sendiri tidak memiliki batas waktu melainkan hingga kapal China benar-benar angkat kaki dari teritori Indonesia.
• Militer China Disebut Sedang Ngetes Menhan Prabowo
• Kapal-kapal China Ngotot, TNI Siapkan 18 Operasi Siaga Tempur
• Indonesia China Memanas di Natuna, Perbandingan Belanja Militer Indonesia dan China
"Kami juga gencar berkomunikasi secara aktif dengan kapal penjaga pantai China agar dengan sendirinya segera meninggalkan perairan tersebut," katanya menegaskan.
Menurut situs Global Fire Power yang memantau militer negara-negara di dunia, China berada di posisi 3 dari 137 negara dalam hal kekuatan militer.
Peringkat pertama ada AS, kedua Rusia. Sedangkan Indonesia ada di posisi 16.
Sebagai negara yang punya kekuatan militer terbaik, China dibekali persenjataan dan alutsista super canggih.
Selain itu, militer China juga sering beberapa kali memamerkan persenjataan canggihnya di hadapan negara lain.
Dilansir pemberitaan Grid, Minggu (20/5/2018) China melakukan tindakan yang menggemparkan dunia setelah sukses menerbangkan pesawat pembom nuklir jarak jauh H-6K di atas Laut China Selatan.
Pesawat pembom nuklir yang diproduksi China berdasar pengembangan dari pesawat Rusia, Tu-16 bermesin kembar itu sempat melaksanakan terbang secara leluasa di atas Laut China Selatan.
Ada kemungkinan berdasar data yang disampaikan oleh Asia Maritime Transparency Initiative, H-6K sempat melintasi wilayah udara Indonesia pada ketinggian 12.800 km (42.000 kaki) sebelum akhirnya mendarat di sebuah kepulauan (Woody Island) yang berada di Laut China Selatan.
Sejauh ini Angkatan Udara China memiliki lebih dari 100 unit pesawat pembom H-6K yang secara bertahap telah di up grade sehingga bisa digunakan sebagai pesawat peluncur rudal jelajah termasuk rudal-rudal nuklir.
Penerbangan H-6K yang bisa memiliki jelajah terbang hingga 6000 km di atas Laut China Selatan, jelas merupakan ancaman serius bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang memiliki konflik (overlapping) perbatasan laut dengan China, seperti Jepang, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Baru-baru ini China bahkan melarang kegiatan penangkapan ikan dan penambangan minyak di sepanjang Laut China Selatan, suatu larangan sepihak yang membuat marah negara-negara yang wilayah Zona Ekonomi Eksklusif maritimnya telah diklaim China.
Tapi kehadiran kapal induk China Lioning dan kapal-kapal perang China yang selalu rutin melakukan patroli di sepanjang perairan Laut China Selatan, telah membuat negara-negara yang memiliki konflikl dengan China jadi berpikir dua kali untuk melakukan tindakan secara militer. ( Tribunlampung.co.id)