Geng Motor Bacok Pengendara Motor di Jalan Soekarno Hatta, Cari Musuh Setiap Hari Jumat dan Sabtu
Kehidupan Kodok tidak jauh dari rokok dan minuman keras. Saat masih sekolah, Kodok kerap bolos hanya karena ingin nongkrong dengan teman-teman kelompo
Penulis: Romi Rinando | Editor: Heribertus Sulis
Kalau janjian bisa lebih ada persiapan. Mau berapa orang yang turun, mau pakai tangan kosong atau senjata, lokasi dan waktunya juga jelas," terangnya.
Tak hanya tawuran dengan geng lain.
Kodok bersama anggota gengnya juga kerap menganiaya orang yang tidak dikenal.
Biasanya yang dianiaya adalah remaja-remaja yang tidak disukainya.
"Ya kadang pas nongkrong ada orang lewat saya ajak berantem. Kadang sampai saya kejar pakai motor.
Tapi kalau sudah ya ditinggal begitu saja. Tapi saya tidak pernah merampas barang-barang korban.
Yang penting dia tahu kalau kami dari geng Caka. Kalau sudah begitu, saya dan teman-teman sudah bisa dipastikan sedang mabuk berat," tegas dia.
Sekali minum alkohol, Kodok bisa mabuk hingga tiga hari. Bagaimana tidak, sebelum minum ciu dia biasanya akan mengkonsumsi 30 saset obat batuk.
Menurutnya, obat batuk bisa meningkatkan efek mabuk.
"Ciu satu botol dan obat batu 30 saset. Kalau beli di apotek sudah tidak bisa. Tapi ada warung langganan dekat tempat nongkrong yang bisa beli banyak.
Kalau sudah begitu, mau berantem dengan siapapun tidak punya rasa takut," kata dia.
Saking beraninya, nama Kodok terdengar paling beringas di geng lain. Bahkan, dirinya kerap disewa oleh geng lain untuk tawuran dengan geng musuh.
Kodok mengaku paling sering disewa oleh geng sekolah SMA swasta di Jatingaleh dan SMP Negeri di Kota Semarang.
"Perjanjiannya jika menang lawan geng musuh, saya dapat sebungkus rokok dan uang Rp 70 ribu.
Tapi sebelum itu biasanya saya mabuk dulu. Yang paling sering saya ajak ya Jabrik (teman satu geng) ini," tuturnya.