Geng Motor Bacok Pengendara Motor di Jalan Soekarno Hatta, Cari Musuh Setiap Hari Jumat dan Sabtu
Kehidupan Kodok tidak jauh dari rokok dan minuman keras. Saat masih sekolah, Kodok kerap bolos hanya karena ingin nongkrong dengan teman-teman kelompo
Penulis: Romi Rinando | Editor: Heribertus Sulis
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Akhir tahun 2019 terjadi peristiwa yang hari bikin miris di Kota Semarang.
Dimana seorang pengendara motor tiba-tiba dibacok dan dianiaya sekelompok remaja atau Geng Motor kemudian ditinggal pergi begitu saja.
Keesokan harinya korban ditemukan warga. Kejadian tersebut itu di Jalan Soekarno Hatta.
Beberapa hari kemudian juga ditemukan pemuda tersungkur di dekat Citarum, dengan kondisi luka-luka dan sepeda motor tergeletak tak jauh dari penemuan korban.
Masih banyak lagi korban ditemukan tergeletak di pinggir jalan raya, tanpa diketahui sebabnya.
• Pengedar Narkoba Diciduk Saat Asyik Tidur, Polisi Temukan Ratusan Pil Ekstasi dan Sabu di Lemari
• Misteri Mobil Mundur Saat Melintas di Jalanan Aceh Besar, Benarkah Ada Medan Magnet?
• Modus Begal Motor Ngaku Anggota Polisi di Jalinbar, Ini Kata Kabid Humas Polda Lampung
Tribun Jateng mencoba menelusuri keberadaan Geng Remaja di Kota Semarang, yang disinyalir kerap bikin ulah di jalanan.
Geng di Kota Semarang terbagi dalam kelompok berdasar batas administrasi kampung.
Satu di antaranya geng Caka (Cah Kalialang) yang semua anggotanya berdomisili di Kalialang, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Semarang.
Kelompok ini beranggotakan sekitar 30 remaja.
Setiap kelompok atau geng biasanya ada yang paling disegani. Jika di geng Caka, yang paling disegani adalah Kodok (bukan nama asli).
Alasannya bukan karena dia yang paling tua.
Melainkan di antara anggota lain, Kodok yang paling berani jika sedang tawuran atau bertengkar dengan geng lain.
"Kami tidak punya ketua. Tapi yang paling disegani saya. Karena paling berani kalau pas tawuran," kata Kodok saat ditemui Tribun Jateng di Kota Semarang.
Bergabungnya Kodok di dalam geng Caka dikarenakan pergaulan teman-teman sebayanya.
Semula dirinya hanya ikut-ikutan diajak oleh seorang teman untuk tawuran. Kemudian lambat laun dia seperti ketagihan.
"Rasanya sangar saja kalau bisa ikut tawuran dan menang. Saya seperti diajeni (disegani) oleh teman-teman lain," imbuhnya.