Marinir Ini Sering Terlambat Dihukum Sampai Dijungkir Balik, Kisah Dibaliknya Bikin Haru
Saat datang ke lapangan tempat lokasi apel, bapak dua anak itu juga mendapatkan hukuman jungkir balik di lapangan.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
Mengenai awal mula video ini dibuat, bebernya, karena untuk mengikuti lomba pembuatan video film pendek bertema antara dinas dan keluarga dalam HUT Mabes TNI tahun 2019.
Kendati begitu sebenarnya video ini tidak mendapatkan nominasi kemenangan.
Namun yang tak terduga ternyata videonya justru viral.
"Saya nggak dapat nominasi juara, tapi justru malah video saya yang viral itu," kata suami Nuriyati Kusumadewi ini.
Namun jika dikatakan selalu telat datang apel Serma Mar Gianto mengatakan tidak.
Hanya ada waktu-waktu tertentu saat ibundanya harus diantar untuk kontrol berobat atau drop maka dirinya izin.
"Itupun saya izin, mengabarkan alasan keterlambatannya. Jadi tetap ada koordinasi dengan kepala bagian karena saya tugasnya di staf personalia," ujar pria 38 tahun itu.
Serma Mar Gianto juga menuturkan, saat kebagian jadwal piket malam dirinya juga menyempatkan pulang sore terlebih dahulu untuk memandikan ibunya, menyuapinya makan sebelum kembali bertugas.
Pesan yang ingin disampaikan dalam video ini menurutnya adalah sebagai seorang prajurit tetap harus ada keseimbangan antara bakti dengan orangtua dan juga bakti terhadap negara.
"Antara dinas dan orangtua tetap seimbang. Walaupun sesekali tidak datang apel pagi tapi saya kan tetap berdinas, bukannya malas bekerja karena orangtua sakit," tambah dia.
Dia berpesan apapun yang terjadi dengan keluarga dan dinas, seorang prajurit harus bisa membagi waktu dengan baik.
Diakui oleh Komandan Yonif 9 Mar Beruang Hitam Letkol Mar James Munthe, M.Tr (Hanla) juga sangat mendukung jika prajurit memprioritaskan orangtua juga selain tugas dinasnya.
"Komandan saya mengatakan jika orangtua itu nomor satu," tambahnya.
Letkol Mar James Munthe dikonfirmasi terpisah mengaku bangga dengan prajurit Beruang Hitam Yonif 9 Mar yang berdedikasi tinggi.
Dia juga mengatakan seorang prajurit selain menjaga profesionalismenya, agar tidak lupa keluarga apalagi orangtua.
"Terlebih dengan Ibu yang telah melahirkan kita. Sosok Serma Mar Gianto patut menjadi teladan. Dimana selain menjadi pribadi yang kuat, saya berkeyakinan bahwa prajurit tersebut memiliki jiwa loyalitas tanpa batas," ujarnya.(Tribunlampung.co.id.co.id/ Sulis Setia Markhamah)