Putranya Ditemukan Tak Bernyawa, Puryanti: Aku Ingin Lihat Anakku
Puryanti terus menangis dan meraung-raung meratapi anaknya yang telah terbujur kaku.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Puryanti, warga Kelurahan Kupang Teba, Kecamatan Telukbetung Utara, Bandar Lampung, menangis histeris melihat anaknya, Andi Akbar (11), pulang dalam keadaan tak bernyawa, Rabu (8/1/2020).
Andi tewas karena terseret arus Sungai Tirto Sari, Telukbetung Utara, Bandar Lampung.
Puryanti terus menangis dan meraung-raung meratapi anaknya yang telah terbujur kaku.
“Minggir, aku pengen liat anak aku,” ujar Purwati histeris sambil menangis.
Sejumlah kerabat berusaha menenangkan Puryanti yang terlihat begitu shock.
• Tangis Ibu dari Bocah yang Tewas Hanyut, Pecah di Pemakaman, Ayahanda: Kami Ikhlas
• Jasad Bocah 11 Tahun Hanyut di Aliran Sungai Tirto Sari Akhirnya Ditemukan, Ini Titik Penemuannya
• Berita Tribun Lampung Terpopuler Rabu 8 Januari 2020 - Tanggul Jebol, Sawah Berubah Jadi Danau
• Syaiful Ditemukan Meninggal di Selokan Depan Kejaksaan, Terungkap Pesan Terakhir Korban ke Istri
Andi Akbar hanyut terbawa arus sungai saat hujan lebat pada Selasa lalu.
Awalnya, almarhum main perosotan di tangga dekat aliran sungai sekitar pukul 16.30 WIB.
Namun ia terpeleset hingga tercemur ke dalam aliran sungai.
Pihak BPBD dan Tim SAR melakukan pencarian dari Selasa sore hingga Rabu.
Mayat Andi baru ditemukan sekitar pukul 15.05 di perairan Srengsem, Panjang, oleh dua nelayan setempat.
Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 16.00 WIB diantar menggunakan mobil jenazah Puskesmas Panjang.
Saat jenazah anaknya tiba, Puryanti dan suaminya, Tulus, langsung teriak histeris.
Kakak korban, Nazla, yang masih duduk di bangku SMP, juga ikut menangis histeris melihat adiknya yang sudah meninggal dunia.
Setelah disalatkan, pada pukul 17.00 WIB, jenazah diantar menuju tempat peristirahatan terakhirnya.
Puluhan warga dan keluarga mengiringi kepergian almarhum.
Sepanjang perjalanan menuju pemakaman, ibunda almarhum terlihat lemah.
Ia berjalan lunglai dengan dituntun oleh sepupu dan keluarganya.
Korban dimakamkan di TPU Kecapi Kupang Teba pada pukul 17.30 WIB.
Tulus, ayah korban, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu proses pencarian sampai pada pengantaran jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Tulus menyampaikan, pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian putra bungsunya tersebut.
"Keluarga sudah ikhlas. Bapak ibunya juga sudah mengikhlaskan," kata Tulus.
Keluarga hanya berharap musibah tersebut menjadi pelajaran dan tidak terulang kembali.
"Semoga musibah ini jadi yang terakhir dan bisa diamabil hikmahnya," sambungnya.
Tidak hanya keluarga, kerabat dan tetangga almarhum juga merasa kehilangan akan kepergian Abay, sapaan akrab korban.
"Iya kehilangan dia anaknya aktif dan akrab sama semua orang. Kalau 17 Agustusan dia selalu ikut, mau menang mau kalah. Paling rame, jadi terhibur," kata M Yamin, tetangga korban.
Kepala Humas Basarnas Lampung Deni Kurniawan menuturkan, pihaknya mendapatkan informasi penemuan mayat korban pada pukul 15.05 WIB.
"Ditemukan nelayan di perairan Srengsem. Setelah itu kami bawa ke Puskesmas Panjang untuk memastikan identitas korban," jelasnya.
Adapun kedua nelayan yang menemukan korban yakni Nursum (56) dan Robinson (45).
Keduanya mengaku sedang memancing dan melihat jasad korban pada pukul 15.05 WIB.
Tenggelam di Lamsel
Peristiwa bocah tewas tenggelam juga terjadi di Lampung Selatan.
Korban bernama Jopan (10). Dia tewas tenggelam di saluran irigasi di Desa Sukapura Kecamatan Sragi, Lampung Selatan pada pukul 15.00 WIB, Selasa (7/1/2020).
Korban ditemukan dalam kondisi tewas dua jam kemudian atau pukul 17.00 WIB oleh warga dan keluarga yang mencarinya.
Camat Sragi Bibit Purwanto membenarkan, adanya kejadian anak yang meninggal tenggelam di saluran irigasi di Desa Sukapura.
Kondisi irigasi memang sedang banyak airnya karena hujan.
“Korban ditemukan keluarga dan warga yang mencari hanyut sekitar 100 meter dari lokasi ia tercebur. Saat ditemukan korban sudah meninggal dunia,” kata Bibit, kemarin.
Jopan sempat dibawa ke puskesmas. Korban lalu dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan.
“Tadi saya melayat ke rumah duka,” kata Bibit lagi. (Tribunlampung.co.id/Joviter Muhammad/Dedi Sutomo)