Tribun Lampung Selatan

Kisah Seniman Lukis di Lampung Selatan, Tetap Menghasilkan Karya Meski Minat Masyarakat Kurang

Sosok Enchus, tidak bisa dilepaskan dari mulai bergairahnya kegiatan melukis di Sidomulyo sejak empat bulan terakhir.

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Dedi
Berbincang dengan Enchus, Seniman Seni Lukis di Sidomulyo. Kisah Seniman Lukis di Lampung Selatan, Tetap Menghasilkan Karya Meski Minat Masyarakat Kurang 

Laporan Wartawan Tribunlampung Dedi Sutomo

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Matahari perlahan mulai menggelincir ke ufuk barat.

Penanda hari mulai masuk senja.

Langit terlihat cukup cerah setelah hujan sempat mengguyur pada siang hari.

Rerumputan yang menghijau dan bunga berbagai jenis tertanam di depan rumah semi permanen, terlihat segar setelah diguyur  hujan.

Di rumah yang ukurannya tidak terlalu besar inilah, Susyanto, seorang seniman seni rupa (lukis) di Sidomulyo, tinggal.

Rumah tinggal Susyanto ini berada di Dusun Umbul Keong II Desa Sidomulyo Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan.

Demi Tugas, Guru SDN 3 Banjar Agung Nekat Berjalan Kaki Terobos Banjir Menuju Sekolah

Kisah Perempuan Lampung Hadirkan Hijab Bermotif Siger, May Gandeng Donita sebagai Brand Ambasador

Jadwal Kapal Eksekutif di Bakauheni Januari 2020 dan Cara Beli Tiket Pakai e-Money

3 Traffic Light Bundaran Hajimena Padam, Lalu Lintas Semrawut

Minggu (26/1) sore kemarin, Susyanto atau yang biasa dipanggil Enchus, sedang ada di kediamannya.

Biasanya tiap minggu akhir pekan, ia bersama dengan sesama perupa dari sanggar “Omah Gedek” menggelar kelas melukis untuk anak-anak.

Tapi pada libur akhir pekan kemarin kegiatan rutin itu tidak digelar.

Karena hujan sempat mengguyur Sidomulyo.

Sosok Enchus, tidak bisa dilepaskan dari mulai bergairahnya kegiatan melukis di Sidomulyo sejak empat bulan terakhir.

Kehadiran kelas melukis yang digagasnya bersama temannya di Omah Gedek banyak menarik minat anak-anak.

Biasanya kelas melukis ini digelar di lapangan atau di tempat umum (taman).

Sembari menikmati waktu luang dengan melukis, Enchus pun menerima kunjungan Tribunlampung.co.id pada akhir pekan kemarin.

Dua gelas kopi yang disuguhkan oleh sang istri menjadi penghangat perbincangan sore itu.

Kepada Tribunlampung.co.id, dirinya bercerita bila kemampuan melukis didapatkannya secara otodidak.

Ia tidak pernah bersekolah atau belajar khusus pada pelukis lainnya.

Bakan melukis ini pun, tidak didapatkannya secara turunan.

Karena orang tuanya bukanlah seniman lukis.

“Kemampuan melukis saya merupakan bakat alami. Saya tidak sekolah. Tidak juga pernah belajar khusus kepada seniman lainnya. Tapi sejak duduk di bangku sekolah SD saya sudah senang menggambar,” kata dia kepada Tribunlampung.co.id sembari menggoreskan kuas pada kanvas di depannya.

Enchus sendiri lahir di Banyuwangi, Jawa Timur pada 41 tahun silam.

Sejak kecil dirinya sudah dibawa kedua orang tuanya pindah ke Sidomulyo.

Kedua orang tuanya bertani.

Selama menempuh pendidikan hingga SMA, dirinya terus mengasah kemampuan melukis pada media kertas gambar.

“Saya pernah mendapatkan penghargaan pada satu lomba menggambar dari sebuah produk diterjen, pada sekira tahun 1990-an,” ujar Enchus

Keseriusannya menekuni seni lukis semakin kuat, ketika dirinya melihat seorang pelukis senior yang ada di Sidomulyo bernama Triono setelah tamat SMA.

Kini sang pelukis yang menjadi salah satu panutannya itu telah pindah ke Jakarta.

Tidak hanya pada Triono, dirinya juga terinspirasi seorang ustaz yang pandai membuat kaligrafi.

Ustaz tersebut bernama Maszuki.

Keduanya menjadi panutan bagi Enchus dalam mengembangkan bakat melukisnya.

Sejak saat itu, dirinya mulai mencoba melukis di atas kain kanvas.

Teknik melukis pun didapatkannya dan dikembangkannya sendiri, hasil dari melihat cara Triono melukis dan ustaz Marzuki membuat kaligrafi.

Tapi kebulatan tekadnya untuk menjadikan melukis sebagai profesi, muncul sejak 2 tahun terakhir.

Sebelumnya, ia ikut bekerja pada proyek pembangunan tol trans Sumatera.

Sayangnya, minat pembeli lukisan di Sidomulyo dan juga daerah lainnya di Lampung Selatan belumlah banyak.

Beberapa karya lukisannya kini hanya menjadi penghias rumahnya yang sebagian berdinding geribik.

“Sekarang memang tidak banyak orang yang ingin membeli lukisan untuk di Lampung. Saya sendiri, beberapa lukisan terjual ketika ada lelang,” ujar Enchus.

Tidak hanya melukis alam, hewan dan juga orang.

Enchus juga mengambangkan kemampuannya pada membuat lukisan sketsa.

Lukisan yang menggunakan pensil pada kertas kanvas khusus.

“Justru lukisan sketsa ini yang cukup banyak peminatnya. Bahkan ada pemesan dari luar daerah melalui online," kata dia. 

"Karena saya sering memposting hasil karya di media sosial, seperti facebook,” terusnya.

Meski tidak banyak masyarakat yang menggemari karya lukisan untuk di beli, juga perkembangan teknologi desain grafis digital yang kini hadir menggeser seni lukil manual, Enchus tetap teguh untuk bertahan.

Baginya seni lukis memiliki nilai tersendiri.

Keindahan goresan kuas pada kanvas, tidak bisa disamakan dengan hasil mesin printing digital.

Pada seni lukis tergambar rasa, kreativitas, imajinasi dan juga kesabaran. 

Dirinya sangat ingin seni lukis bisa mendapatkan tempat pada masyarakat Kabupaten Lampung Selatan dan di provinsi Lampung.

Meski selama ini dukungan dari pemerintah pada pelaku seni lukis masih minim.

Apalagi, untuk di Kabupaten Lampung Selatan cukup banyak bakat-bakat muda yang bisa yang memiliki kemampuan yang bila diasah, bisa menjadi seniman lukis berbakat.

Ini pulalah yang menjadi alasan, dirinya dan temannya di Omah Gedek membuka kelas melukis.

Setidaknya saat ini untuk di Sidomulyo ada sekira 20 anak yang rutin ikut kelas melukis ini.

“Kelas melukis ini menjadi wadah bagi anak yang memiliki bakat untuk bisa mengembangkannya. Kita belajar bersama-sama teknik melukis di kelas ini,” kata dia.

Mimpi lain dari dirinya, pada satu waktu ia bisa menggelar pameran hasil lukisannya.

Entah itu, pameran bersama dengan pelukis lainnya, atau dalam bentuk pameran tunggal.

“Pastilah setiap pelukis memimpikan menggelar pameran lukisan. Entah kapan bisa terwujudkan, tapi saya ingin pada satu waktu bisa menggelar pameran,” ujar Enchus sembari menyelesaikan lukisannya pada kanvas. (Tribunlampung.co.id/Dedi Sutomo)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved