Pramugari Lion Air Jatuh Sakit Sepulang dari China, Gejalanya Mirip Terjangkit Virus Corona

Ia juga mengeluhkan demam, batuk, serta pilek seperti tanda-tanda terjangkit virus corona.

AFP/STR/CHINA OUT
Petugas medis membawa seorang pasien yang diduga terinfeksi virus misterius mirip SARS, ke rumah sakit Jinyintan, di Kota Wuhan, China, Sabtu (18/1/2020). Virus misterius mirip pneumonia telah menjangkiti puluhan orang dan menelan korban jiwa kedua di China, menurut pemerintah setempat. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang pramugarai Lion Air dirawat di rumah sakit di Bali setelah terbang dari China.

Pramugari itu mengalami tanda-tanda sakit mirip terserang virus corona.

Pihak maskapai tempat pasien bekerja pun memberikan penjelasan terkait hal itu.

Pramugari berinisial MS itu mengaku mengalami kondisi kurang sehat setelah pulang dari penerbangan China.

Ia juga mengeluhkan demam, batuk, serta pilek seperti tanda-tanda terjangkit virus corona.

Corporate Communication Strategic (CCS) Lion Group Danang Mandala mengatakan saat ini pramugari tersebut dalam penanganan intensif di RS wilayah Tabanan Bali.

"NM yang saat ini berada di salah satu rumah sakit di daerah Tabanan, Bali, sudah memperoleh penanganan intensif oleh pihak kesehatan (medis)," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (28/1/2020).

VIDEO Ditinggal sang Ayah Dikarantina Virus Corona, Remaja Cacat Tewas di Rumah

Video Warga China Pakai Pembalut Wanita sebagai Masker Wajah untuk Hindari Virus Corona

Danang mengatakan pramugari NM berinisiatif untuk konsultasi dan memeriksa ke rumah sakit setelah mendarat.

Dia baru saja selesai dari tugas terbang dari Bandar Udara Internasional Pudong Shanghai, Tiongkok ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

"Hal tersebut dikarenakan (dia) merasa kurang sehat. Demam, batuk, dan pilek," kata dia.

Kemudian tim medis melakukan cek darah dan tahapan pemeriksaan dada dengan menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik (rontgen).

Danang mengatakan, tim medis memberikan hasil pengecekan tersebut dan hasilnya dinyatakan bagus dan dalam kondisi normal.

"Informasi terakhir yang Lion Air peroleh bahwa suhu tubuh (pramugari NM) tetap normal dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda pneumonia sesuai kriteria atau negatif terjangkit virus corona," kata dia.

Karena NM termasuk kategori orang yang telah melakukan perjalanan dari Tiongkok, NM harus dibawa ke rumah sakit rujukan untuk memperoleh penanganan tepat serta pengecekan virus.

"Untuk tindakan preventif, yang bersangkutan segera mendapatkan penanganan cepat dan perawatan medis termasuk pemeriksaan komprehensif dan uji laboratorium," ucap dia.

Saat ini, pramugari NM masih diobservasi di rumah sakit sampai dinyatakan sehat. (Kompas.com/ Singgih Wiryono)

Skema Pemulangan WNI dari Cina

Sementara itu terkait virus corona, rencana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Provinsi Hubei, Cina letak kota Wuhan dan 15 kota lainnya siap dilakukan menunggu hasil koordinasi.

Kementerian Kesehatan pun siap memastikan kondisi kesehatan 249 WNI yang akan pulang mulai dari keberangkatan hingga tiba di Indonesia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Pentakit Menular Langsung, dr. Wiendra Waworuntu, M. Kes menjelaskan pertama sebelum dipulangkan dilakukan screening terlebih dulu di Wuhan.

“Itu seperti yang sudah dilakukan sebelumnya yaitu orang-orang yang dari Tiongkok, semuanya di observasi pemantauan di semua bandara,” ucap Wiendra di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2020).

Kemudian saat masuk ke dalam pesawat seluruh WNI akan mendapatkan health alert card atau kartu kewaspadaan kesehatan yang berisi identitas WNI, data negra yang dikunjungi, hingga riwayat penyakit.

“Kartu ini manfaatnya adalah untuk menyampaikan kepada semua orang yang datang dari Tiongkok, kalau dalam 14 hari merasa panas atau demam atau batuk atau sesak, itu harus ke fasilitas kesehatan,” ucap Wiendra.

Selama di perjalanan juga disiagakan dokter dan perawat untuk memantau kesehatan para WNI dan saat turun dari pesawat kembali lagi dipastikan kondisi para WNI.

“Turun dari pesawat, terus nanti diperiksa.

Jadi rencana pendeknya gitu, pas naik peswat udah ada petugas juga yang mengontrol apakah ada panas apakah ada demam. SOP jelas,” ungkap Wiendra.

Kemudian setelah turun dari pesawat, WNI akan langsung dikarantina selama 14 hari untuk menghindari proses penyebaran penyakit.

Untuk lokasi pasti bandara dan tempat karantina sampai saat ini masih dalam pembicaraan.

Namun Kemenkes siap memberikan layanan dimanapun nanti WNI akan mendarat dan dikarantina.

"Kami siap di mana pun landing pesawat. Bahwa mau Di Jakarta atau Bandung, semua harus siap.

Posisinya adalah karantina. Sudah jelas,” tutur Wiendra.

Pilihan pemulangan WNI ini karena wabah virus novel corona virus (2019-nCov) yang mewabah di Wuhan terus memakan korban hingga lebih dari 170 orang meninggal dunia dan lebih dari 7.000 orang terinfeksi virus ini yang menyebabkan pneumonia.

19 negara juga telah melaporkan kasus kni termasuk Amerika Serikat (AS), Prancis, Australia, Jepang, Korea Selatan, maupun Amerika Serikat.  

(Kompas.com/Singgih Wiryono, Tribunnews.com/Willy Widianto/Apfia)

 
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved