Tribun Tulangbawang
Dipanggil Tak Menyahut, Warga Penawar Tama Ditemukan Tewas Gantung Diri di Tiang Kamar
Warga Penawar Tama dibuat heboh atas meninggal Suparman, warga yang tergantung di tiang kamar dalam rumahnya, Selasa (04/02/2020) malam.
Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TULANGBAWANG - Warga Penawar Tama dibuat heboh atas tewasnya Suparman (55), warga setempat yang tergantung di tiang kamar dalam rumahnya, Selasa (04/02/2020) malam.
Pria pengangguran, warga Kampung Sidodadi, Kecamatan Penawar Tama, itu tewas dengan leher terlilit tali yang digantung di tiang depan kamarnya.
Polsek Penawar Tama melakukan identifikasi dan olah TKP (tempat kejadian perkara) atas peristiwa penemuan mayat tergantung tersebut.
Kapolsek Penawar Tama Iptu Timur Irawan, mewakili Kapolres Tulangbawang AKBP Syaiful Wahyudi, mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 20.00 WIB, Selasa malam di dalam rumah korban.
"Korban ini merupakan pengangguran, warga Kampung Sidodadi, Kecamatan Penawartama, Kabupaten Tulangbawang," ujar Iptu Timur, Rabu (05/02).
• Gagal Temui Pacarnya, Pemuda Bandar Lampung Tewas Gantung Diri di Kontrakan Sang Pacar
• Siswa SMK Tewas Gantung Diri, Sempat Video Call dengan Teman Sebelum Bunuh Diri, Ini Kata Psikolog
• Jadwal Kapal Eksekutif di Bakauheni 6 Februari 2020 dan Tata Cara Beli Tiket Pakai Vending Machine
• Perjuangan Siswa SD Pulau Rimau, Pergi Sekolah Pakai Perahu Motor Lewati Dermaga yang Rusak Parah
Penemuan mayat tergantung itu bermula saat adik kandung korban Salamun (51), sekitar pukul 08.00 WIB, pergi dari rumah untuk kerja sambatan di tempat tetangga.
Salamun pulang ke rumah sekitar pukul 13.00 WIB untuk mandi.
Usai mandi, Salamun melihat kabel yang biasa digunakan oleh korban untuk berjalan dari kamar ke sumur sudah terputus tetapi saksi belum curiga.
Saat Salamun memanggil korban untuk makan sekitar pukul 20.00 WIB, korban tidak menjawab sehingga adik korban itu mengintip dari lubang pintu.
"Saat itulah Salamun melihat korban sudah dalam keadaan tergantung menggunakan kabel dengan posisi kaki menekuk," ungkap Iptu Timur.
Salamun langsung mendobrak pintu kamar dan memanggil istrinya Ngatini (36).
Bersama warga lainnya, mereka kemudian langsung menurunkan korban dengan cara memotong kabel yang berada di tiang kamar.
Polisi yang mendapat informasi tentang kejadian tersebut langsung berangkat menuju ke TKP bersama dengan petugas medis.
"Hasil VER (visum et repertum) yang dilakukan oleh petugas medis, penyebab korban meninggal dunia murni karena bunuh diri," papar Timur.
Kapolsek mengatakan, korban selama ini diketahui mengidap penyakit saraf sakit mata hingga tidak bisa melihat selama 3 tahun.
"Selama sakit korban selalu berada di kamar dan jarang keluar rumah. Korban juga sudah dua tahun pisah ranjang dengan istrinya dan istrinya meminta di cerai," beber Iptu Timur.
Pihak keluarga korban telah membuat surat pernyataan tidak bersedia untuk dilakukan outopsi.
"Hari ini korban telah dimakamkan di TPU (tempat pemakaman umum) yang berada di kampungnya," tandas Kapolsek.
Gagal Temui Pacarnya, Pemuda Bandar Lampung Tewas Gantung Diri di Kontrakan Sang Pacar
Seorang pemuda nekat Gantung Diri setelah tak berhasil menemui pacarnya.
Korban berinisial DN (20).
Ia merupakan warga Kedaton, Bandar Lampung.
Ia Gantung Diri di kamar kontrakan di Rajabasa Raya, Bandar Lampung, Senin (27/1/2020) pukul 23.00 WIB.
Kamar kontrakan tersebut dihuni pacarnya, S.
Jenazah DN ditemukan adik S.
Kapolsek Kedaton, Kompol M Daud menuturkan, satu jam sebelum ditemukan tewas, korban sempat bertanya keberadaan S kepada adik S, A.
Korban menanyakan perihal perginya sang kekasih.
"Adik pacarnya menjawab bahwa S sedang pergi ke Kalianda. Beberapa waktu kemudian, A pulang ke kontrakan dan melihat korban sudah tergantung pada kusen pintu kamar," ujar Daud, Selasa (28/1/2020).
Dari keterangan adik pacar korban, imbuh Daud, kematian korban diduga karena patah hati.
Pasalnya, korban nekat melakukan hal tersebut akibat kecewa sang kekasihnya mendua hati bersama pria lain.
Daud menjelaskan, korban sebelumnya sudah beberapa kali mengeluarkan ancaman kepada pacarnya untuk bunuh diri.
"Rencana malam itu (saat kejadian) mau ngapel, kecewa tidak ketemu pacar akhirnya dia Gantung Diri," jelasnya.
Kendati korban ditemukan sudah tidak bernyawa, tidak ada kecurigaan lain dari pihak keluarga.
Pihak keluarga enggan permasalahan ini ditindaklanjuti oleh polisi.
Alhasil, jenazah korban Gantung Diri ini langsung diserahkan ke keluarga tanpa melalui autopsi.
Pasalnya, keluarga korban sudah ikhlas.
“Setelah diidentifikasi oleh Inafis Polresta korban langsung diurus keluarga. Jenazahnya tadi siang (kemarin) sudah dimakamkan," jelas Daud.
Gantung Diri dilarang nikahi nenek
Sebelumnya, seorang pemuda tewas setelah Gantung Diri di Semarang, Jawa Tengah.
Diduga, perbuatan nekat itu dilakukan setelah niatnya nikahi nenek anak 5 tak disetujui orangtua.
Korban bernama Erwin (26).
Sang pemuda tewas saat ditemukan Gantung Diri pada Rabu (25/12/2019) pukul 16.00 WIB.
Dilansir dari TribunJateng (grup Tribunlampung.co.id), Erwin ditemukan Gantung Diri di dapur rumahnya.
Korban tinggal di Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Semarang.
Ibu korban YS (50) yang pertama kali menemukan jenazah korban.
Kapolsek Ngaliyan, AKP R Justinus mengatakan, sebelum gantung diri, korban sempat menelepon ibunya.
Korban meminta ibunya untuk datang ke rumah indekos.
Tak berselang lama, ibunya datang mencari korban.
Namun, ia malah menemukan anaknya sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
Setelah olah TKP, polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Keluarga meminta jenazah pemuda tewas itu tak diautopsi.
Hal tersebut sesuai permintaan dari keluarga yang dituangkan dalam surat pernyataan yang ditandatangani oleh perwakilan keluarga dan RT/RW setempat.
Pihak keluarga mengaku sudah mengikhlaskan.
"Kami selanjutnya menyerahkan jenazah korban kepada pihak keluarga untuk dimakamkan," terangnya.
Hubungan dengan janda tak direstui
Sang pemuda tewas Gantung Diri diduga karena hubungannya dengan seorang janda tak direstui orangtua.
Dia memilih mengakhiri hidup lantaran niatnya nikahi pujaan hati urung terlaksana.
Sebab, orangtuanya tidak merestui.
Terutama, ayah korban.
"Saya memang tidak merestui. Sebab wanita yang mau dia seriusi itu janda anak lima dan sudah memiliki cucu," ungkap ayah korban, Koiron kepada Tribun Jateng, Rabu (25/12/2019) malam.
Dia melanjutkan, malam sebelum kejadian gantung diri, Erwin sempat meminta tolong ibunya untuk menyampaikan kembali maksud korban ingin menikahi wanita pilihannya.
Kekasih korban diketahui berasal dari Desa Sumberejo Kaliwungu, Kendal.
"Saya bilang, kalau mau hidup bersama wanita itu ikut saja dia. Jangan di sini."
"Tapi kalau memilih saran orangtua silakan saja tetap di sini," katanya.
Penolakan Koiron bukan tanpa alasan.
Dia membeberkan usia anaknya dengan wanita itu terpaut sangat jauh.
Bahkan, usia kekasih anaknya itu lebih tua dibandingkan ibunya.
Menurut Koiron, wanita itu tidak tepat untuk anaknya.
Dia sempat mendengar kabar, wanita yang disukai anaknya telah meninggalkan suami pertamanya yang terkena stroke.
"Sebenarnya orangtua mana yang tidak menginginkan terbaik untuk anaknya."
"Saya menolak bukan karena saya tidak suka terhadap anak. Tetapi semua demi kebaikan anak," jelasnya.
Dia mengungkapkan jalinan asmara anaknya itu, telah berjalan tiga tahun.
Hal itu berawal dari teman kerja.
Andai anaknya memilih perempuan lain yang sebaya dengan dia, tentu bakal dia dukung.
Koiron mengakui anaknya memang pendiam.
Ia jarang bergaul dengan pemuda seusianya.
"Almarhum juga jarang ikut kegiatan di lingkungan sekitar," jelasnya.
Koiron pun mengaku iklhas atas kepergian anaknya.
Rencananya pada Kamis (26/12/2019) siang, anaknya bakal dimakamkan di TPU setempat.
Korban sempat makan rujak
Sebelum gantung diri, alhamarhum Erwin sempat makan rujak bersama ibu dan kakaknya.
Kapolsek Ngaliyan, AKP R Justinus menuturkan mereka makan rujak di rumah ayah korban, di Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Rabu (25/12/2019) pukul 15.00 WIB.
Lantas, anak pasangan Koiron dan Sugiayanti itu menuju rumah indekos milik ayahnya yang tidak jauh dari rumah pertama.
"Sekira pukul 16.00 WIB, korban sudah tergantung tak bernyawa di dapur."
"Korban menggantungkan diri diusuk menggunakan kain bendera merah putih," tuturnya. (Tribunlampung.co.id/endra zulkarnain)