22 Ton Masker Diekspor Efek Corona,  YLKI Minta Dugaan Penimbunan Masker Diusut

Pembelian masker di sejumlah daerah kian melonjak karena virus corona yang menjadi masalah global.

Editor: martin tobing
TRIBUN/PUSPEN TNI/LETNAN KUNCORO
Ilustrasi Petugas mengenakan masker dan hazmat suit sebelum melakukan evakuasi WNI yang tiba dari Wuhan di lokasi observasi Hangar Lanud Raden Sajad, Natuna, Kepri, Minggu (2/2/2020). WNI yang sebelumnya transit terlebih dahulu di Batam tersebut dievakuasi dari Wuhan, China, akibat merebaknya wabah Virus Corona. Fakta Baru, Jejak Virus Corona Ditemukan di Gagang Pintu Rumah. 

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengindikasikan adanya tindakan mengambil keuntungan berlebihan (exesive margin) yang dilakukan oleh pelaku usaha atau distributor tertentu di pasaran, baik masker N95 dan atau masker reguler.

Menurut UU tentang Persaingan Usaha Tidak Sehat,  tindakan exessive margin oleh pelaku usaha adalah hal yang dilarang. Melambungnya harga masker di pasaran hingga ratusan persen, jelas sangat memprihatinankan.

“Ini sebuah tindakan yang tidak bermoral, karena bentuk eksploitatif terhadap hak-hak konsumen, mengambil untung secara berlebihan saat terjadinya musibah,” ucapnya.

YLKI juga meminta pihak kepolisian mengusut terhadap adanya dugaan penimbunan masker oleh distributor tertentu demi mengeduk keuntungan yang tidak wajar tersebut.

Aksi penimbunan akan mengacaukan distribusi masker di pasaran, dan dampaknya harga masker jadi melambung tinggi.

Namun demikian, YLKI juga meminta konsumen agar membeli masker dalam jumlah yang wajar, jangan berlebihan, tak perlu melakukan panic buying.

“Itu karena pembelian dalam jumlah berlebihan akan makin mendistorsi pasar,” tuntas Tulus. (*)

WNI Pengidap Corona di Singapura Sudah Sehat

Satu Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Singapura positif terjangkit novel corona virus yang tertular dari majikannya.

Kepala Seksi Perlindungan TKI Masa Penempatan Kementerian Ketenagakerjaan Dr. Maptuha menyebutkan saat ini kondisi kesehatan WNI tersebut terus membaik.

“Info terbaru mengenai WNI kita yang berada di Singapura yang dinyatakan positif untuk birus novel corona, saat ini kondisinya sudah stabil,” katanya di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat (7/2/2020).

Walau kondisinya sudah membaik, WNI tersebut masih dirawat di rumah sakit masih mendapatkan perawatan di General Hospital Singapura.

Perawatan terus dipastikan hingga 14 hari setelah dinyatakan positif yang merupakan masa inkubasi dari virus tersebut.

“Masih dirawat di rumah sakit di Singapura untuk terus dipantau di bawah pengawasan Kementerian Singapura hingga dinyatakan benar-benar sehat,” ucap Mapuha. (*) 

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved