Video Berita
Siti Hajar, Wanita Pemanjat Pohon Pinang yang Jadi Tulang Punggung Keluarga
video berita YouTube Siti Hajar. Wanita asal Aceh ini jadi tukang panjat pohon pinang demi hidupi keluarga.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang wanita bernama Siti Hajar (35) pantas disebut perempuan tangguh.
Janda miskin tersebut bisa melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan kaum pria.
Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Saat ini, Siti Hajar bekerja sebagai tukang panjat pohon pinang di desanya.
• VIDEO Dul Sudah Mabuk sejak Usia 13 Tahun dan Akui Tak Percaya Tuhan
• VIDEO Istri Pertama Mengantarkan Suami Menikah Lagi
• Pemilik WO Hidup Glamour Beli Rumah dan Mobil Mewah, Pesta Pernikahan Kliennya Kacau Balau
• Wanita Peserta CPNS 2020 Tepergok Bawa HP dan Modem di Celana Dalam, Identitasnya Diungkap
Bahkan, perempuan perkasa itu tak peduli apa kata orang.
Meski, risiko pekerjaannya itu cukup berat dan penuh tantangan.
Tonton juga video berita YouTube lainnya di bawah ini.
Siti Hajar merupakan warga Desa Paloh Mampree, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireun, Aceh.
Ia menjadi tulang punggung keluarga.
Ia terpaksa memilih pekerjaan sebagai tukang panjat pohon pinang untuk mencukupi biaya kebutuhan hidup dua orang anaknya, ibu, dan abangnya yang keterbelakangan mental.
Siti Hajar mengaku mulai menjadikan pekerjaan utama sebagai pemanjat pinang, sejak suaminya meninggal dunia beberapa tahun lalu.
Ia tak punya pilihan pekerjaan lain untuk menafkahi dua orang putranya, abang yang keterbelakangan mental, juga ibunya yang telah lanjut usia.
"Anak saya dua, yang pertama Sulaiman (15) putus sekolah, dan Rafid (8) kelas IV SD," kata Siti Hajar kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya.
Saat musim panen pinang tiba, Siti Hajar (35) selalu dicari-cari warga di tiga desa di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireun, Aceh.
Siti selalu menjadi andalan warga untuk memanjat pohon pinang dan memanen buahnya.
Tonton juga video berita YouTube lainnya di bawah ini.
Meski seorang perempuan, Siti mengaku bisa memanjat pohon pinang setinggi 5 meter-10 meter.
Luar biasanya lagi, ia mampu memanjat 60 pohon pinang dalam satu hari saat masa panen.
Sedangkan di hari biasa, Siti rata-rata bisa memanjat pohon pinang hingga 20 batang sehari.
Meski pekerjaanya terbilang sangat ekstrem dan penuh risiko, Siti Hajar mengaku setiap hari ia mampu memanjat 60 batang pohon pinang dengan ketinggian rata-rata mulai 5 meter hingga 10 meter.
"Rata-rata saya mampu panjat 60 batang pinang setengah hari, setelah itu saya urus anak, abang, dan ibu," kata Siti Hajar kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya.
Pada saat masa panen tiba, Siti Hajar sudah menjadi langganan warga di tiga desa di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng yang memiliki kebun pinang.
Setiap pohon yang ia panjat hanya dibayar seharga Rp 2.000 per batang.
"Saat musim panen banyak yang suruh panjat.
Hari-hari biasa kurang paling 10 sampai 20 batang, " jelasnya.
Siti terpaksa menjadi tukang panjat pohon pinang untuk menghidupi dua anak, ibu dan abangnya yang memiliki masalah keterbelakangan mental.
Apalagi suaminya sudah meninggal beberapa waktu lalu, sehingga Siti mau tidak mau harus menjadi tulang punggung keluarganya.
"Anak saya dua, yang pertama Sulaiman (15) putus sekolah, dan Rafid (8) kelas IV SD, " kata Siti.
Siti mendapatkan bayaran Rp 2.000 setiap memanjat satu pohon pinang.
Di kampungnya Siti Hajar dikenal sebagai sosok peempuan yang tangguh dan pekerja keras.
Jika tidak sedang musim panen pinang, Siti bekerja serabutan menjadi buruh tani sawah, pengupas pinang, apapun ia lakukan untuk memberi makan keluarganya.
Ia juga bekerja sebagai buruh tani di sawah warga dan lainnya untuk mendapatkan biaya kebutuhan hidup sehari-hari.
Kepala Desa Paloh Mampree M Nazar Nurdin, menyebut Siti merupakan warga yang termasuk dalam golongan sangat miskin.
Rumah gubuk reyotnya sudah direnovasi dengan menggunakan dana desa.
"Panjat pinang memang sudah profesinya, kalau tidak musim pinang dia jadi buruh tani di sawah, kupas pinang orang, karena dia tulang punggung keluarga sejak suaminya meninggal, "kata Kepala Desa Paloh Mampree M Nazar Nurdin, saat dikonfirmasi Kompas.com.
Nazar menyebutkan, Siti Hajar merupakan warganya yang sangat miskin di Paloh Mampree.
Bahkan, sebelum rumahnya dibangun dengan menggunakan dana desa pada 2019 lalu mereka tinggal di gubuk reyot tak layak huni.
"Sekarang rumahnya sudah layak huni setelah kami bangun menggunakan dana desa, kalau sebelumnya mereka tinggal di gubuk tidak layak huni.
Kalau dari desa untuk keluarga kami prioritaskan kalau ada bantuan, karena memang kondisi kehidupannya sangat layak untuk dibantu," ujarnya.
Tonton juga video berita YouTube lainnya di bawah ini.
Di mata masyarakat sekitar, Siti dikenal sebagai perempuan yang tangguh dan seorang pekerja keras.
Bahkan, ia rela melakukan pekerjaan yang berisiko, demi menghidupi keluarganya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Videografer Tribunlampung.co.id/Ikhsan Dwi Nur Satrio