Gadis Dianiaya Pacar hingga Tewas karena Minta Dinikahi
Jadi tindak kekerasan yang dilakukan pelaku ini terhadap korban karena alasan desakan untuk dinikahi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Irmayanti (23), seorang perempuan warga Majene, Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), ditemukan warga mengalami luka parah di bekas pos polisi, Minggu (9/2/2020).
Setelah sempat dibawa ke puskesmas, korban meninggal dunia saat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polman.
Menurut keterangan polisi, korban mengalami luka parah di bagian kepala dan wajah setelah dianiaya kekasihnya, Muh Restu Basri (22), dengan balok kayu.
Pelaku juga tega meninggalkan korban dalam kondisi luka parah di bekas pos polisi di Desa Rea, Kecamatan Binuang.
Setelah tertangkap, pelaku mengaku kalap karena korban terus memaksa untuk dinikahi.
• Gadis yang Tewas di Pos Polisi Ternyata Dibunuh Pacar
• Wanita Merintih Minta Tolong hingga Tewas di Pos Polisi, Terungkap Alasan Warga Enggan Membantu
• Warga Cueki Rintihan Gadis Remaja di Pos Polisi, Irma Tewas Kehabisan Darah
• Kondisi Jasad Anak Karen Pooroe Janggal, Pengasuh sampai Heran saat Memandikan Jenazah Zefania
“Jadi tindak kekerasan yang dilakukan pelaku ini terhadap korban karena alasan desakan untuk dinikahi, sementara pelaku telah memiliki istri,” ucap Syaiful Isnaini, Kasat Reskrim Polres Polman.
Seperti diketahui, pada hari Minggu (9/2/) sekitar pukul 05.30 WITA, seorang pedagang nasi kuning bernama Sarce, mendengar suara rintihan seorang perempuan sambil minta tolong dari dalam bekas pos polisi.
Lantaran panik, Sarce segera meminta pertolongan warga.
Setelah itu, warga segera datang ke bekas pos polisi tersebut.
Saat itu, warga melihat korban masih dalam kondisi hidup dengan luka parah di bagian kepala dan wajah.
Menurut warga, korban saat itu mengenakan celana panjang.
Tetapi, warga tak menemukan identitas apa pun di sakunya dengan kondisi.
Warga juga melihat ada sebuah helm yang diletakkan rapi di meja pos polisi bersama kantong plastik berisi kerupuk dan camilan lainnya.
“Saya sempat teriaki waktu saya lihat terkapar di lantai dan banyak darah berceceran tapi tak menyahut. Saya dan warga lainnya memilih melaporkan ke polisi,” jelas Tallulangi, saksi mata di lokasi kejadian.
Setelah itu, korban segera dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama.