Viral Pasien BPJS RS di Lampung Meninggal di Selasar, LBH PAI Minta Ada Tim Investigasi
Muhammad Ilyas mengatakan, sangat menyayangkan adanya peristiwa tersebut, dan meminta penegak hukum mengusut tuntas dan memberikan hukuman yang setimp
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Perkumpulan Advokacen Indonesia (PAI) Muhammad Ilyas meminta pihak-pihak terkait melakukan investigasi menyeluruh dan memberikan sanksi tegas terhadap Rumah Sakit milik pemerintah Provinsi Lampung dan oknum petugas medis yang menyebabkan pasien telantar dan meninggal dunia.
"Kita sampaikan bahwa kasus ini bukan yang pertama di Lampung, dan ini harus menjadi perhaian semua pihak. Maka dari itu kami mendorong pihak berwajib untuk melakukan investigasi atas masalah yang menyebabkan pasien telantar dan meninggal dunia," kata Muhammad Ilyas melaui rilisnya kepada tribun, Selasa (20/2/2020)
Diketahui sebuah momen yang diduga penelantaran pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Bandar Lampung menjadi viral di media sosial.
Peristiwa itu viral setelah sebuah video amatir diunggah akun Facebook Agus Rahmat Suhada di @TVTIADATARA pada Senin (10/2/2020) sekitar pukul 15.00 WIB.
• Pasien Meninggal Diduga Ditelantarkan di RSUDAM, Video Keluarga Pasien Marah-marah Beredar di Medsos
• Petugas RSUD Mogok Kerja, Pasien Telantar
• Begini Tanggapan Pihak RSUDAM Soal Dugaan Penelantaran Pasien hingga Meninggal
Dalam video itu disebutkan, peristiwa itu terjadi di selasar RS Abdul Moeloek (RSAM) Lampung. Keluarga pasien tidak terima anggota keluarganya meninggal dunia karena ditelantarkan dan tidak mendapat ruangan di rumah sakit itu.
Di awal video, terdengar suara perempuan menangis sambil menjerit. “Ya Allah, Ya Robi, La illaha ilallah, muhammadarrosulullah,” Terdengar juga di dalam video itu, amukan dari pria berkopiah.
“Kami di sini dibiarin aja. Setelah itu dipindahin, dititipin di ruangan. Setelah sekarat baru dipindahin di ruangan sebenarnya. Bukan di sini sebenarnya, ternyata di kuburan!”
Pria itu kembali meradang dan berteriak geram. “Kenapa harus begitu? Saya ini BPJS bayar. Mana BPJS tanggung jawabnya, BPJS! Saya ini bayar! Ke pemda juga bayar. Saya ini orang miskin, dapatnya nomor tiga, kelas tiga. Saya ini nggak mampu!”
Muhammad Ilyas mengatakan, sangat menyayangkan adanya peristiwa tersebut, dan meminta penegak hukum mengusut tuntas dan memberikan hukuman yang setimpal atas kelalaian yang terjadi. Sehingga ada efek jera.
"Kita mengecam penelantaran pasien yang mengakibatkan hilangnya nyawa tersebut, maka kita minta kasus ini diusut ampai tuntas," pungkasnya.
Pihak rumah sakit bantah telantarkan pasien
Terkait video yang viral di media sosial itu, Direktur Pelayanan RSAM, Pad Dilangga membenarkan peritiwa itu terjadi di rumah sakit daerah itu.
“Pasien bernama MR usia 21 tahun, beralamat di Palas, Lampung Selatan,” kata Pad Dilangga dalam konfrensi pers di RSAM, Selasa (11/2/2020).
Pad Dilangga mengatakan, pasien MR masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSAM pada Minggu (9/2/2020) pukul 6.36 WIB.
Pasien MR adalah pasien rujukan dari RS Bob Bazar, Kalianda.
“Pasien MR dirujuk dengan diagnosa demam berdarah, diare, dan hepatitis. Kondisi pasien sakit berat dan sesak nafas,” kata Pad Dilangga.
Pad Dilangga membantah pihak rumah sakit telah menelantarkan pasien MR.
Butuh transfusi darah dan trombosit Karena pasien MR sudah dirawat di IGD dan telah dikonsultasikan kepada dr Riki serta direncanakan transfusi darah sebanyak dua kantong dan transfusi trombosit 10 kantong.
Minggu sore, kata Pad Dilangga, pasien MR masih sakit berat dan gelisah sehingga terapi dilanjutkan.
Pada Senin (10/2/20202) pasien MR dialih rawat ke ruang Bougenville sekitar pukul 3.00 dini hari.
“Dokter Riki sudah mengedukasi keluarga pasien kondisi pasien sangat serius dan akan dipindahkan ke ruangan rawat khusus penyakit dalam,” kata Pad Dilangga.
Pasien mendadak kejang, namun keluarga marah Senin, pukul 16.00 WIB, pasien MR ditransfer ke ruang Nuri dengan oksigen terpasang dan didampingi dua petugas.
Di depan ruang Nuri, kata Pad Dilangga, pasien MR mendadak kejang dan perawat yang sudah menunggu langsung memberikan tindakan medis.
“Namun, keluarga pasien marah, memukul petugas kami dan mencabut selang oksigen yang masih terpasang,” kata Pad Dilangga. Akibatnya, proses penanganan kegawatdaruratan terganggu.
“Pasien dinyatakan meninggal dan dibawa ke rumah duka menggunakan mobil jenazah RSAM,” kata Pad Dilangga. (Artikel ini telah tayang di Kompas.com)