Tribun Bandar Lampung
Kala Petruk dan Bagong Puji Program Herman HN
Nampak sosok wali kota yang direpresentasikan pada sebuah wayang mengenakan baju berwarna merah berikut blangkon di kepalanya.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Salah satu peserta dalang dalam Festival Dalang Wayang Kulit dan Membantik Lampung Kontemporer di Tugu Adipura Bandar Lampung memainkan wayang kulit berwujud Wali Kota Bandar Lampung Herman HN dan istrinya Eva Dwiana saat penutupan semalam.
Nampak sosok wali kota yang direpresentasikan pada sebuah wayang mengenakan baju berwarna merah berikut blangkon di kepalanya.
Sementara istrinya mengenakan baju dan juga jilbab warna senada.
Dalang tersebut dengan piawainya seolah menjadi orang nomor satu di Bandar Lampung berikut menjadi sosok istri wali kota.
• Eva Dwiana Gaet Mantan Anak Buah Wali Kota Herman HN
• 50-an Peserta Ikuti Pagelaran Seni Wayang Kulit 4 Hari 4 Malam di Bandar Lampung
• Buron sejak 2018, Pelaku Curanmor Ditangkap Polsek Sungkai Selatan
• Jenderal Sunda Empire Disebut Hanya Wayang, Roy Suryo Ungkap Sosok di Balik Rangga Sasana

Nampak ada tokoh wayang Petruk dan Bagong yang memuji program-program wali kota.
Bagong juga bahkan mengatakan bahwa di balik sosok pemimpin yang hebat ada peran istri yang luar biasa.
Herman HN sendiri yang hadir dalam acara penutupan nampak antusias menikmati sajian wayang kulit.
Dia mengapresiasi acara festival dalang wayang yang diikuti 50 dalang lebih dari kabupaten/kota se-Lampung ini.
Herman mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan upaya pelestarian budaya-budaya lokal di Nusantara.
Di Bandar Lampung menurutnya upaya pelestarian terus tetap terjaga.
"Dari tahun ke tahun kita laksanakan festival dalang, tahun depan masih ada lagi, di bulan Januari mungkin. Mudah-mudahan berlanjut, masalah kebudayaan di kota kita ini harus terus dilestarikan," kata Herman, Sabtu (22/2/2020) malam.
Herman juga menjanjikan akan mempromosikan para juara festival dalang tersebut untuk maju di kancah nasional.
"Kita akan promosikan para juara untuk ikut festival nasional, ini tidak lain sebagai bentuk pelestarian budaya dan kita harus turut mengembangkannya," ucapnya.
Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia Lampung Sugeng Prayitno Haryanto berterima kasih atas upaya pelestarian dalang wayang yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung.
"Saya memberikan penghargaan tinggi untuk Pak Wali Bandar Lampung Herman HN yang menghargai budaya ini," ucap mantan rektor Unila ini.
Pihaknya berharap festival yang diselenggarakan rutin di setiap tahunnya ini mampu mendongkrak upaya pemerintah daerah/kota lainnya untuk turut serta melestarikan budaya.
"Sekarang berkembang hingga internasional, nah jangan sampai di internasional gencar di daerah tidak, saya harap semua kabupaten dapat melakukan kegiatan seperti ini," kata Sugeng.
Ketua Dekranasda Bandar Lampung Eva Dwiana Herman HN berharap dengan adanya festival membatik tingkat Kota Bandar Lampung menjadi langkah awal untuk mempromosikan buah karya lokal hingga dikenal di tingkat nasional.
"Mudah-mudahan batik Lampung, terutama Bandar Lampung, khususnya buah karya perajin yang baru dapat dikenal di mana-mana," ujar Eva.
Juara dalam festival dalang wayang ini yang pertama diraih oleh Ki Haryoko asal Lampung Timur, juara kedua diraih Mukti Wicaksono asal Way Kanan dan ketiga Dedy Setiawan asal Kota Metro.
Pertunjukan seni wayang kulit tersebut berlangsung selama 4 hari 4 malam, Rabu-Sabtu (19-22/2/2020).
Para peserta dalam pementasan diberi waktu 30 menit untuk unjuk kemahiran.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung M Yudhi mengatakan, festival dalang wayang kulit se-Lampung diadakan pemerintah kota rutin sejak 2017 lalu.
"Tahun ini dihadiri 50-an peserta se-kabupaten/kota," kata Yudhi.
Selain ajang perlombaan, sambung dia, event ini dilakukan sebagai hiburan untuk warga serta promosi kebudayaan Indonesia.
Yudhi membeberkan, selain untuk menanamkan darah seni di kalangan masyarakat, festival digelar untuk ajang pencarian bakat dalang di Lampung, sebagai persiapan dalam festival kancah nasional. (Tribunlampung.co.id/Sulis Setia M)