Siswa SMA Terlibat Pembunuhan Sadis di Mojokerto, Korban Siswa SD Ditusuk Bambu Setelah Tewas

Seorang siswa SMA bunuh siswa SD secara keji di Mojokerto. Polisi kemudian mengungkap kronologi pembunuhan sadis tersebut.

SURYA.co.id/Mohammad Romadoni
Jasad bocah laki-laki yang ditemukan di bawah jembatan kawasan hutan jati, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Kamis (30/1/2020). Siswa SMA Terlibat Pembunuhan Sadis di Mojokerto, Korban Siswa SD Ditusuk Bambu Setelah Tewas. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang siswa SMA bunuh siswa SD secara keji di Mojokerto. Polisi kemudian mengungkap kronologi pembunuhan sadis tersebut.

Tak hanya dianiaya, korban yang telah meninggal masih mendapat perlakuan kejam dari pelaku.

Jasad korban kemudian dibuang dari atas jembatan.

Tersangka berinisial TS (19) dan adik kandungnya IS (17).

Aksi Sadis Siswa SMA Bunuh Siswa SD, Korban Ditusuk Bambu Setelah Tewas Lalu Dibuang dari Jembatan

Kesalahan Anies Baswedan Diungkap, Jenderal Purn Bahas Banjir di Jakarta

Driver Ojol Ditangkap Polisi, Pelihara Tuyul hingga Punya 41 Akun Gojek dan 8.850 Nomor HP

Alasan Ayah Bunuh Siswi SMP Lalu Taruh Mayatnya di Gorong-gorong Sekolah

Mereka terbukti melakukan pembunuhan sadis terhadap korban Ardyo Wiliam Oktavianto (13).

Korban merupakan siswa kelas IV SDN Ketamas Dungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.

Tersangka TS merupakan siswa SMA.

Ia merupakan pelaku utama yang berperan sebagai eksekutor dalam kasus siswa SMA bunuh siswa SD tersebut.

Sebelumnya, jenazah korban ditemukan warga di bawah jembatan kawasan hutan jati, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.

Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Bogiek Sugiyarto mengatakan, motif kasus siswa SMA bunuh siswa SD itu adalah dendam.

Tersangka TS sakit hati karena tidak terima korban pernah memukul adik bungsunya berinisial SS (13).

SS merupakan teman sekelas korban.

Tersangka TS merupakan warga Dusun Sangkan, Desa Ketamas Dungus.

Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara. 

"Dua tersangka dendam karena korban pernah memukul adik bungsunya pada 26 Januari 2020," ungkap Bogiek Sugiyarto di Mapolres Mojokerto Kota, Rabu (26/2/2020).

Bogiek menjelaskan, penganiayaan dan kekerasan disertai pembunuhan sadis terhadap korban terjadi selang tiga hari pasca pemukulan itu, yakni Kamis (29/1/2020).

Motif dendam itulah memicu kedua tersangka mencari korban.

Kemudian, aksi kekerasan terjadi hingga menyebabkan korban meninggal.

"Korban meninggal karena dicekik oleh pelaku, dan kepalanya dibenturkan ke tembok pembatas jembatan," ungkapnya.

Masih kata Bogiek, lokasi pembunuhan dan penemuan jenazah korban di Jembatan Gumul, kawasan hutan jati Kecamatan Kemlagi.

Kedua pelaku menganiaya korban sampai jatuh tersungkur.

Saat itu, korban diduga sudah meninggal.

Setelah itu, tersangka TS mengambil sebilah bambu dengan panjang 22 centimeter.

Bambu tersebut sudah dipersiapkan tersangka.

Dia lalu menusukkan bambu itu ke arah dubur korban.

"Apa motifnya kok tersangka seperti itu, sampai saat ini masih kita dalami," jelas Bogiek Sugiyarto.

Selanjutnya, tersangka TS mendorong tubuh korban dari atas jembatan, hingga terjatuh ke dasar sungai setinggi 5 meter tersebut.

Tersangka SS hanya menyaksikan tersangka TS melakukan penganiayaan sampai menyebabkan korban meninggal.

"Korban jatuh didorong tersangka masuk ke dalam aliran sungai di bawah jembatan itu, setelah korban ditusuk menggunakan bambu di bagian duburnya," ujar Bogiek Sugiyarto.

Ditangkap

Sebelumnya diberitakan, jajaran Satreskrim Polres Mojokerto Kota menangkap dua tersangka pembunuhan Ardyo Wiliam Oktavianto (13) siswa kelas IV SDN Ketemas Dungus.

Jenazah Ardyo sebelumnya ditemukan warga di bawah jembatan kawasan hutan jati, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.

Kedua tersangka pembunuhan, berinisial TS (19) dan IS (17).

Mereka merupakan saudara kandung asal Dusun Sangkan, Desa Katemas Dungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.

Pelaku utama pembunuhan adalah tersangka TS yang merupakan siswa SMA di Kabupaten Mojokerto.

Sedangkan, tersangka IS tidak bersekolah.

Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Bogiek Sugiyarto menjelaskan, anggotanya melakukan serangkaian penangkapan pelaku pembunuh sadis tersebut mulai Minggu (23/2/2020).

Setelah diperoleh bukti petunjuk kuat dari fakta otentik di lapangan, pihaknya akhirnya berhasil menangkap kedua tersangka pembunuhan sadis itu di rumah mereka, Senin (24/2/2020).

"Kedua tersangka pembunuhan ini adalah kakak beradik," ujarnya di Mapolresta Mojokerto, Rabu (26/2/2020).

Ia mengatakan kasus pembunuhan Ardyo Wiliam Oktavianto (13) terungkap setelah pihaknya melakukan pemeriksaan tujuh saksi.

Hasil pemeriksaan para saksi tersebut mengarah pada keterkaitan kedua tersangka.

Kedua tersangka merupakan tetangga korban yang tempat tinggalnya masih di satu desa.

"Kedua tersangka melakukan tindak kejahatan penganiayaan disertai pembunuhan terhadap korban anak di bawah umur," ungkapnya.

Ditambahknnya, berdasarkan hasil visum dan autopsi terhadap jenazah korban penyebab korban meninggal karena mengalami kekerasan secara fisik.

Karena di bawah umur, tersangka IS berada di penjara khusus anak di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas II-B Kota Mojokerto.

"Tersangka terbukti melakukan kekerasan yang menyebabkan korban meninggal," jelasnya.

Siswa SD tewas dengan luka sayatan

Sebelumnya, seorang siswa SD tewas dengan 2 luka sayatan di leher.

Korban berinisial MR (13).

Ia merupakan siswa SD kelas 3 di SD Negeri 2 Prigi, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Polisi telah mengamankan seorang pria yang menjadi terduga pelaku dalam kasus siswa SD tewas tersebut.

Kapolsek Sigaluh, AKP Priyo Jatmiko mengatakan, terduga pelaku berinisial K (34).

Ia ditangkap pada Selasa (4/2/2020) pagi.

Terduga pelaku kini sedang diminta keterangannya di Satuan Reskrim Polres Banjarnegara.

"Terduga pelaku sementara sudah kami amankan, sementara di polres."

"Masih pendalaman apakah (pelakunya) dia atau bukan," kata Priyo Jatmiko saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa.

Priyo menjelaskan terduga pelaku merupakan tetangga korban.

Terduga pelaku diketahui merupakan orang yang terakhir kali berinteraksi dengan MR.

"Pada saat kejadian (hilangnya korban) hari pertama Jumat (31/1/2020), dia ikut mencari."

"Sabtu (1/2/2020) siang kabur, bilangnya ke Jawa Timur, tapi setelah kami lacak ada di Jakarta," jelas Priyo Jatmiko.

Kemudian, polisi mendeteksi pada Senin (3/2/2020) malam, terduga pelaku berada di Cirebon.

Akhirnya, polisi mengamankan terduga pelaku setelah kembali ke rumahnya, Selasa pagi.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SD tewas di Banjarnegara.

Jasad korban ditemukan di kebun milik warga di Dukuh Kenteng, Desa Prigi, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Senin malam.

Jasad MR ditemukan dengan kondisi tertelungkup dan tertutup rumput.

Pada leher korban, ditemukan dua sayatan benda tajam dengan panjang masing-masing 7 centimeter dan 8 centimeter.

Hilang 3 hari

Kapolsek Sigaluh, AKP Priyo Jatmiko menjelaskan, sebelumnya, korban dilaporkan hilang sejak Jumat (31/1/2020). 

Setelah dilakukan pencarian oleh warga selama tiga hari, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.

"Diduga korban meninggal akibat kekerasan, saat ini sedang dalam pendalaman Satuan Reskrim Polres Banjarnegara," kata Priyo saat dihubungi, Selasa (4/2/2020).

Priyo menjelaskan, mayat tersebut ditemukan warga saat sedang mencari keberadaan korban pada Senin sekitar pukul 21.00 WIB.

"Warga mencari korban yang hilang sejak Jumat."

"Pada Senin malam, warga mencium bau busuk di sekitar TKP (Tempat Kejadian Perkara)."

"Warga juga menemukan sepasang sandal warna merah tertutup rumput," ujar Priyo.

Warga yang penasaran lantas mengecek tumpukan rumput tersebut.

Warga kaget karena menemukan jasad pelajar SD kelas 3 tersebut.

Temuan itu kemudian dilaporkan ke mapolsek.

"Mayat ditemukan dengan kondisi tertelungkup tertutup rumput."

"Memakai baju motif kotak-kotak warna merah dan celana pendek warna cokelat."

"Mayat selanjutnya dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi," jelas Priyo.

Priyo mengatakan, pada leher korban ditemukan dua sayatan benda tajam dengan panjang masing-masing 7 centimeter dan 8 centimeter. 

"Luka di leher ada 2 sayatan senjata tajam."

"Sepertinya, korban dicekik terlebih dahulu," kata Priyo.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kronologi Pembunuhan Kakak Beradik Aniaya Siswa SD di Mojokerto, Dubur Korban Ditusuk Bambu.

Polisi ungkap pembunuhan sadis terhadap siswa SD yang melibatkan siswa SMA di Mojokerto. (surya.co.id)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved