Video Berita
Bertaruh Nyawa Gotong Peti Jenazah Seberangi Sungai yang Banjir
Sejumlah warga Desa Alorawe, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), nekat menggotong jenazah warga setempat dengan menerobos
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Peti berisi jenazah digotong warga ramai-ramai melintasi sungai selebar 80 meter yang sedang banjir.
Aksi gotong peti jenazah mengarungi sungai tersebut viral di media sosial.
Jenazah digotong melewati arus sungai untuk dibawa ke rumah duka yang berada di seberang kali.
Warga mengaku terpaksa berjibaku bertaruh nyawa menggotong peti jenazah karena tak ada jembatan.
Sejumlah warga Desa Alorawe, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggotong jenazah warga setempat dengan menerobos sungai yang sedang banjir.
• Ibu Hamil di NTT Berjibaku dengan Maut Seberangi Sungai, Demi ke Puskesmas yang Berjarak 20 Km
• Kapolsek Ini Rela Jalan Kaki, Seberangi Sungai Demi Membawa Warga ke Puskesmas
• Pengantar Jenazah Tewas Tenggelam Saat Seberangi Sungai
Sejumlah warga Desa Alorawe, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), nekat menggotong jenazah warga setempat dengan menerobos sungai yang sedang banjir.
Aksi nekat warga tersebut, kemudian direkam warga dan viral di media sosial Facebook.
Hal ini pun dibenarkan oleh Kepala Desa Alorawe Baltasar Bakabupu seperti dikutip dari Kompas.com Jumat (28/2/2020).
Baltasar menyebut, kejadian tersebut terjadi pada Kamis (20/2/2020) lalu.
• VIDEO BCL Sempat Terhenti saat Nyanyi Lagu Cinta Sejati
• VIDEO Wakil Bupati Bantah Pemkab Tanggamus Hambat Pencairan Dana Desa
• Anak Disekap Orangtua di Kamar Mandi Kini Meninggal, Korban Pernah Diberi Gitar Istri Gubernur
• Mahasiswi UI Laporkan Pelecehan Seksual di Kampus, Malah Disalahkan Petugas Keamanan
Peristiwa itu juga direkam oleh seorang warganya bernama Kornelis Siga.
Baltasar mengatakan, jenazah yang digotong warga itu adalah Priska Woi, pelajar SMA di wilayahnya.
Priska, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa, Kabupaten Ngada, pada Rabu (19/2/2020) lalu.
Setelah meninggal, jenazah Priska kemudian dibawa oleh keluarga dengan menggunakan mobil ambulans.
Namun, dalam perjalan pulang hujan deras pun turun sehingga saat hendak memasuki Desa Alorawe, sungai meluap.
Akibatnya, keluarga dan jenazah Priska sempat menginap di rumah seorang warga dekat sungai.
Pada keesokan harinya, setelah banjir sedikit reda, enam orang pemuda kemudian nekat menggotong peti jenazah hingga ke rumah duka.
Baltasar pun berharap, adanya perhatian dari pemerintah pusat untuk membantu warga dengan membangun jembatan penyeberangan.
Mengingat jumlah warga di desa tersebut tak sedikit.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com)
Videografer Tribunlampung.co.id/Ikhsan Dwi Nur Satrio