Gundah Kopi dan Singkong Masih Impor, Gubernur Arinal Djunaidi Akan Perang Lawan Pengusaha Nakal
Tidak ada komoditas kita yang tidak masuk 10 besar. Kopi nomor satu di Indonesia. Begitu juga singkong nomor satu di dunia. Tapi, kita masih impor.
Penulis: ahmad robi ulzikri | Editor: Andi Asmadi
Pemerintah Provinsi Lampung sendiri juga terus menggalakkan peningkatan perekonomian daerah dengan diversifikasi produk (menganekaragamkan) dan hilirisasi (peningkatan nilai tambah) produk ekspor.
Diversifikasi ekspor tidak hanya dilakukan dari sisi produk, tetapi juga memperluas negara tujuan ekspor.
“Untuk mendukung target tersebut, para stakeholder di Provinsi Lampung, dalam hal ini pemerintah daerah, instansi terkait, eksportir, dan importir perlu adanya penetapan target dan arah kebijakan secara nasional dan daerah," ujar Gubernur.
• Tangkap Pria, Polwan Cantik Vani: Sampe Ketangkep Juga Pilinggut
Hal tersebut akan dijadikan Gubernur acuan bagi daerah mulai dari Provinsi, Kabupaten/Kota, sampai tingkat desa.
Lebih lanjut, Gubernur Arinal menjelaskan bahwa di era Globalisasi ini di mana persaingan semakin kompetitif serta dunia industri yang sudah memasuki Era 4.0, maka Lampung harus dapat bersaing dengan produk-produk luar.
Komoditas unggulan ekspor seperti CPO, nanas, kopi robusta, lada hitam, udang beku, karet, molases, kakao, dan kelapa harus dijaga kualitasnya.
Berdasarkan data BPS Provinsi Lampung, kinerja perdagangan luar negeri Provinsi Lampung, pada tahun 2019 ekspor mengalami penurunan sebesar -15,14% dengan nilai 2,93 miliar USD dan impor mengaIami peningkatan sebesar 0,83 % dengan nilai 2,85 miliar USD. Kondisi tersebut menghasilkan surplus sebesar 84,32 juta USD.
"Ini harus kita balik, ekspor harus diprioritaskan dibandingkan dengan import. Kalau import dilakukan ketika emergency. Untuk itu diperlukan sinergitas dari seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.
Arinal juga akan mengambil langkah dalam menyiapkan lahan, supaya Pelabuhan ini tidak dicampur adukkan pemanfaatannya untuk komoditas ternak.
"Lampung akan menjadi lumbung ternak nasional, kalau tidak disiapkan pelabuhannya, maka nantinya akan menyebabkan masalah,” tambah Gubernur Arinal.
(tribunlampung.co.id/ahmad robi ulzikri/*)