Video Berita
Bukan Psikopat, Siswi yang Bunuh Balita Cenderung Jadi Sosiopat
Video Berita viral hari ini adalah siswi SMP yang membunuh seorang balita di Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Penulis: Gusti Amalia | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Video Berita viral hari ini adalah siswi SMP yang membunuh seorang balita di Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Kasus ini begitu menyita perhatian publik.
Pelaku, NF, yang baru berumur 15 tahun justru merasa tak bersalah.
Alih-alih menyesal, NF malah mengaku puas lewat aksi pembunuhannya terhadap APA (5)
• VIDEO Psikolog Ungkap Makna di Balik Tulisan & Gambar Siswi SMP Bunuh Bocah
• VIDEO Belasan Siswa SMPN 22 Bandar Lampung Alami Kesurupan Massal
• Penelitian Bersama (Joint Research) di Malaysia, Mahasiswa Darmajaya Raih Nilai Sempurna
• Gara-gara Makan Nasi Tonjokan 90 Warga Keracunan Massal di Mesuji, 24 Korban Dirawat
Dengan perasaan tenang, NF menyerahkan diri ke polisi.
Tak hanya itu, NF pun menceritakan secara detail perbuatan yang dilakukannya itu kepada pihak yang berwajib.
Banyak yang menduga perilaku menyimpang NF ini mirip dengan ciri-ciri orang berjiwa psikopat.
Namun, alih-alih menyebutnya psikopat, psikolog Mellisa Grace menyebut gadis remaja ini berpotensi mengidap sosiopat.
Diungkapkan Melissa Grace dalam tayangan YouTube Apa Kabar Indonesia Pagi TvOne (8/3/2020).
Dalam tayangan tersebut, Melissa Grace menyoroti perasaan pelaku yang mengaku puas dan tidak merasa bersalah setelah melakukan pembunuhan.
Melissa Grace mengungkapkan, perasaan tidak bersalah itu merupakan ciri utama seseorang yang mengidap conduct disorder.
Perlu diketahui conduct disorder yakni pola perilaku pada seseorang yang dilakukan secara berulang, dan perilaku yang ditunjukan itu tidak sesuai dengan nilai kebenaran yang dianut oleh masyarakat atau atau tidak sesuai dengan norma sosial untuk rata-rata seusianya.
Apabila dibiarkan, Melissa Grace mengatakan, perilau conduct disorder ini akan memicu sang anak mengidap sosiopat di usia dewasa.
Diketahui sosiopat ini merupakan perilaku antisosial yang ditunjukan dengan kurangnya empati terhadap orang lain.
Menurut psikolog Melissa Grace, hal tersebut tentu berbahaya bagi pertumbuhan anak dan kualitan hidup anak tersebut ketika dewasa nanti.