Banjir di Pesawaran

BREAKING NEWS Banjir di Gedong Tataan, Jalan Penghubung Desa Wiyono Terputus

Akses jalan yang menghubungkan dua desa di Kabupaten Pesawaran nyaris putus akibat banjir yang melanda Kecamatan Gedong Tataan.

Tribunlampung.co.id/Robertus Didik
Warga bersama petugas Dinas PU gotong royong membangun kembali jalan yang terputus, Selasa, 17 Maret 2020. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, GEDONG TATAAN - Akses jalan yang menghubungkan dua desa di Kabupaten Pesawaran nyaris putus akibat banjir yang melanda Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Senin, 16 Maret 2020 malam.

Warga sekitar, Sadio (80), mengungkapkan, jembatan tersebut jebol karena air Kali Mati meluap.

Akibatnya, badan jalan empat meter tergerus air.

"Jalan ini menghubungkan ke Dusun Gunungrejo, Desa Wiyono," ungkap Sadio, Selasa, 17 Maret 2020.

Antisipasi Banjir, BPBD Tanggamus Normalisasi Dua Sungai

Warga Bertaruh Nyawa Gotong Peti Jenazah Seberangi Sungai yang Banjir

Dia menceritakan, jebolnya badan jalan yang melintasi Kali Mati ini tidak kali ini saja.

Menurutnya, pernah juga terjadi pada puluhan tahun lalu.

Atas kejadian tersebut, dia berharap ada perbaikan konstruksi jembatan tersebut.

Selain ditinggikan, juga dibuat lebih besar.

Saat ini, warga sekitar bergotong royong membuat fondasi tepi badan jalan yang jebol.

Selain itu, petugas dari Dinas PUPR membantu dengan mengirim tanah untuk menimbun badan jalan yang jebol supaya tersambung kembali.

Diberitakan sebelumnya, curah hujan tinggi yang mengguyur membuat sejumlah tempat di Bumi Andan Jejama kebanjiran, Senin, 16 Maret 2020 malam.

Kepala BPBD Pesawaran Mustari mengungkapkan, daerah yang terdampak banjir ada tiga desa di Kecamatan Gedong Tataan, yaitu Desa Bagelen, Desa Wiyono dan Desa Kebagusan.

"Yang agak parah di Desa Wiyono," ungkap Mustari.

Ketinggian air, menurut dia, antara 1 meter sampai 1,5 meter.

Dia mengungkapkan, tidak banyak rumah yang terdampak genangan air.

"Jadi ada sekitar tiga-empat rumah yang tergenang cukup tinggi, yang jelas dokumen dan barang elektronik tidak bisa dipakai lagi," kata Mustari.

Selain menimbulkan genangan, tambah Mustari, banjir juga mengakibatkan pagar roboh.

Dia mengatakan, wilayah yang tergenang ini merupakan dataran rendah.

Mustari mengatakan, banjir di Desa Wiyono ini baru kali ini terjadi setelah puluhan tahun.

Banjir juga berdampak pada lalu lintas di ruas Jalan Lintas Barat.

Pasalnya, air menggenang hingga ke jalan raya.

Sejumlah pengendara tidak berani melintas akibat genangan air di jalan yang terlalu tinggi.

Rio, warga Kabupaten Pringsewu, mengaku berbalik arah dan menjauhi genangan di ruas Jalinbar tersebut.

Kendati begitu, beberapa pengendara masih ada yang nekat melintasi genangan air.

Kini genangan air tersebut telah surut. (Tribunlampung.co.id/Robertus Didik)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved