Bahaya Social Distancing Setengah Hati, Harus Ada intervensi Besar-besaran Hambat Penyebaran Virus

Di Indonesia, presiden mengimbau mengurangi interaksi antarorang hampir dua pekan setelah kasus pertama diumumkan. Kini Covid-19 telah menyebar di 17

Editor: Romi Rinando
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Warga duduk dengan menerapkan social distancing atau saling menjaga jarak guna mencegah penyebaran virus corona di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/2020). PT MRT Jakarta (Perseroda) mengimbau para penumpang untuk menjaga jarak aman dengan penumpang lainnya, minimal dalam radius satu meter. 

Metode social distancing ini umumnya digunakan ketika sebagian orang yang terinfeksi di masyarakat belum teridentifikasi sehingga belum dapat diisolasi.

Metode ini juga digunakan saat transmisi infeksi telah terjadi di masyarakat tapi isolasi dan karantina pasien saja tidak cukup untuk menghambat penyebaran penyakit infeksi.

Cara yang umum dilakukan adalah menutup berbagai tempat berkumpul publik seperti sekolah, tempat ibadah, tempat wisata, restoran, arena olahraga, dan gedung perkantoran.

Adapun institusi kesehatan, berbagai kantor vital seperti kepolisian, militer dan pemadam kebakaran, toko bahan makanan dan apotek umumnya tetap buka untuk memenuhi kebutuhan dasar dan melayani masyarakat.

Tidak hanya itu, anggota masyarakat juga diminta mengisolasi diri dan tinggal di rumah masing-masing, kecuali untuk keperluan penting seperti membeli bahan makanan, serta harus menjaga jarak 1-2 meter jika bertatap muka atau berada dalam satu lokasi.

Belajar dari pandemi flu Spanyol 1918

Bertindak cepat dan tepat adalah langkah paling menentukan dalam menghambat laju penyebaran virus.

Contoh keberhasilan social distancing dapat dilihat dari perbedaan dua kota di Amerika Serikat saat menghadapi pandemi influenza atau dikenal sebagai flu Spanyol pada 1918.

Saat itu, pejabat tinggi Philadelphia tidak merespons dengan cepat dan tetap menyelenggarakan acara yang dihadiri oleh sekitar 200.000 orang untuk mendukung Perang Dunia I.

Tidak lama berselang, semua rumah sakit penuh dengan pasien flu dan 16.000 orang tewas dalam 6 bulan di kota tersebut.

Sebaliknya, pejabat St. Louis merespons dengan cepat dan melakukan social distancing serta berbagai langkah mitigasi.

Edukasi kepada masyarakat, larangan untuk berkumpul, penutupan area publik seperti sekolah dan gereja dan peran serta aparat keamanan untuk memastikan masyarakat mematuhinya dilakukan di St. Louis.

Dampaknya, transmisi infeksi melambat dan angka kematian total akibat flu di St.

Louis sekitar 4.000 orang. Keberhasilan di China Langkah China pada akhir Januari hingga akhir Februari lalu merupakan contoh keberhasilan dalam menerapkan social distancing dan berbagai langkah mitigasi terbesar sepanjang sejarah manusia dalam menghadapi penyakit infeksi.

Ratusan juta orang menjalani social distancing secara bersamaan dan beberapa kota besar dengan jutaan penduduk menjalani lockdown selama 2 bulan untuk menghambat penyebaran Covid-19.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved