Kasus Corona di Indonesia
Gara-gara Wabah Corona, Nilai Tukar Rupiah Bisa Rp 20.000, Menkeu Sri Mulyani: Akan Diantisipasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan nilai tukar rupiah masih akan melemah dari level yang saat ini, akibat pandemi virus corona.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dari sisi anggaran, pihaknya mengaku selalu siap mendukung berbagai kemungkinan termasuk untuk Indonesia lockdown.
Namun demikian, pemerintah masih memutar otak untuk kesediaan sumber daya manusia (SDM), dalam kaitannya dengan distribusi bahan logistik jika terjadi Indonesia lockdown.
"Kita posisinya terus mendukung jangan sampai kekurangan resources. Masalahnya bukan uang tapi SDM untuk logistic delivery, bagaimana menyampaikan kebutuhan pokok mereka supaya bisa mendapatkan kebutuhan pokok. Ini jadi pusat perhatian dari gugus tugas," ujar Sri Mulyani Indrawati ketika melakukan video conference di Jakarta, Rabu (18/3/2020).
Dilansir Kompas.com, dirinya pun menjelaskan, Kemenkeu tengah berkoordinasi dengan BNPB dalam mempersiapkan berbagai skenario penanganan virus corona di Indonesia.
Skenario tersebut termasuk penanganan di desa juga di lokasi dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi.
"Kalau BNPB memutuskan isolasi, pasti sudah dipikirkan juga bagaimana supporting growth."
"Bahkan sampai masalah ke desa. Kalau di desa, di mana permukiman cukup padat social distance sulit dilakukan," ujar dia.
Wanita yang menjabat sebagai Menteri Keuangan selama dua periode itu pun menjelaskan, saat ini, pemerintah pusat juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk bereaksi secara cepat untuk meminimalkan penularan virus corona.
"Jadi leadership tiap-tiap pemda sangat penting untuk minimalkan penularan, penyebaran, dan untuk bisa menciptakan mekanisme respons efektif, apakah self isolation, karantina, atau masuk puskesmas, rumah sakit, itu pilihan-pilihan yang kita lihat," kata Sri Mulyani Indrawati.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melarang pemerintah daerah untuk melakukan lockdown atau karantina wilayah dalam menghadapi penyebaran virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Jokowi menegaskan bahwa kebijakan lockdown hanya dapat diambil oleh pemerintah pusat.
"Kebijakan lockdown, baik di tingkat nasional dan tingkat daerah, adalah kebijakan pemerintah pusat," ucap Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Istana Bogor, Senin (16/3/2020).
"Kebijakan ini tak boleh diambil oleh pemda, dan tak ada kita berpikiran untuk kebijakan lockdown," kata Jokowi.
Dilansir Kompas.com, Jokowi menyebutkan, saat ini, hal yang terpenting dilakukan adalah bagaimana mengurangi mobilitas orang, menjaga jarak, serta mengurangi kerumunan orang yang membawa risiko lebih besar pada penyebaran Covid-19.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan aktivitas yang produktif dari rumah.