Video Berita
Pengantin Ijab Kabul Kenakan Jas Hujan saat Kondisi Dusun Lockdown di Purbalingga
Lockdown atau karantina sebuah dusun di Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga tak menyurutkan pasangan pengantin ini untuk tetap
Penulis: ikhsan dwi nur satrio | Editor: Romi Rinando
"Ada satu hal lagi, yakni menghilangkan stigma masyarakat Gunungwuled sebagai pemapar virus corona," kata dia.
Adanya stigma tersebut, membuat warganya pun dikucilkan.
Bahkan ada warganya yang tidak bisa diterima.
"Ekstremnya warga akan membeli sesuai di toko di tetangga desa, ditolak," imbuhnya.
Dia berusaha agar masyarakat di desanya tidak dikucilkan.
Dia ingin warganya bisa kembali bersosialisasi dengan masyarakat lain.
"Kami masih berpikir bagaimana caranya masyarakat di desa kami bisa bersosialisasi tanpa dikucilkan," tukasnya.
Sementara itu, Kapolsek Rembang, AKP Sunarto membenarkan adanya prosesi pernikahan di desa Gunungwuled.
Namun dalam pelaksanaannya tidak diizinkan adanya resepsi.
"Kalau akad nikah boleh. Kalau resepsi kami tidak memperbolehkan," tutur dia.
Menurut dia, prosesi pernikahanan hanya boleh dihadiri penghulu, saksi, dan kedua mempelai.
Pihaknya melarang adanya kegiatan yang mengumpulkan banyak orang.
"Ada beberapa tempat yang mau melaksanakan hajatan. Tapi sudah kami imbau sebelum pelaksanaan," tuturnya.
AKP Sunarto mengatakan, hingga saat ini baru satu desa yakni Desa Gunungwuled yang melaksanakan hajatan.
Ada beberapa desa yang akan melaksanakan hajatan, namun semuanya membatalkan acara setelah diberi imbauan, baik secara lisan maupun tertulis.
"Setelah didatangi dan disurati serta diberikan maklumat akhirnya pada mundur semua."
"Bahkan masyarakat setempat juga akan membubarkan sendiri bila ada yang nekat menggelar hajatan," tutur dia. (Rahdyan Trijoko Pamungkas)
Artikel ini telah tayang di Tribunbanyumas.com
Videografer Tribunlampung.co.id/Ikhsan Dwi Nur Satrio